Pada saat yang sama, ia menegaskan bahwa nasional-konservatif Demokrat Swedia tidak ada hubungannya dengan pembakaran Alquran di Stockholm, meskipun seorang jurnalis yang memiliki hubungan dengan partai tersebut membayar izin Paludan untuk demonstrasi tersebut.
Kebetulan, pendekatan serupa disuarakan oleh musuh bebuyutan Demokrat Swedia, Partai Hijau. Juru bicara mereka Marta Stenevi sepenuhnya mendukung hak Paludan untuk melakukan tindakan pembakar dan mendesak pemerintah untuk membela kebebasan berbicara.
Namun, aksi pembakaran Alquran dapat berdampak lebih jauh dari upaya Swedia bergabung dengan NATO. Universitas Al-Azhar di Kairo, yang terkenal sebagai institusi pembelajaran tertinggi bagi Muslim Sunni, menyerukan boikot global terhadap produk-produk Swedia, yang memicu kekhawatiran akan potensi kerugian ekonomi bagi perusahaan-perusahaan Swedia.
(Rahman Asmardika)