Share

Trump Sesumbar Bisa Damaikan Rusia dan Ukraina dalam 24 Jam Jika Jadi Presiden

Rahman Asmardika, Okezone · Senin 30 Januari 2023 10:57 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 30 18 2755464 trump-sesumbar-bisa-damaikan-rusia-dan-ukraina-dalam-24-jam-jika-jadi-presiden-IpwkFuJJuA.jpg Presiden Ke-45 AS Donald Trump. (Foto: Reuters)

WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa dia dapat menengahi dan mendorong kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina dan mengakhiri perang hanya dalam waktu 24 jam jika terpilih kembali.

Dalam kampanye di New Hampshire pada Sabtu, (28/1/2023) Trump mengecam kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden. Trump menyebut kebijakan Biden dapat membawa AS dan dunia ke ambang perang dunia baru.

โ€œMelalui kelemahan dan ketidakmampuan, Joe Biden telah membawa kita ke ambang Perang Dunia III,โ€ kata Trump sebagaimana dilansir dari RT.

Trump bersumpah untuk "mengembalikan perdamaian melalui kekuatan", menyatakan bahwa konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina tidak akan terjadi seandainya dia masih menjabat.

"Kepribadian saya membuat kita keluar dari perang," katanya. "Jika saya presiden, tidak akan ada perang dengan Rusia di Ukraina."

Bahkan sekarang, terlepas dari banyaknya korban jiwa dan kehancuran sebagian besar negara itu (Ukraina), saya akan memiliki kesepakatan damai โ€ฆ dalam 24 jam,โ€ kata Trump sesumbar.

Pernyataan itu muncul karena beberapa politisi Partai Republik mempertanyakan apakah jumlah bantuan militer AS ke Ukraina saat ini sudah sesuai. Pada Jumat, (27/1/2023) empat anggota DPR dari Partai Republik mengirim surat kepada Biden dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin yang mengungkapkan keprihatinan atas keputusan Washington untuk menyediakan tank M1 Abrams kepada Kiev.

Follow Berita Okezone di Google News

Pejabat Ukraina telah mengatakan di masa lalu bahwa negosiasi perdamaian dengan Moskow hanya dapat terjadi jika Rusia menyerahkan wilayahnya yang baru dicaplok. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit tahun lalu yang menyatakan "ketidakmungkinan" bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Zelensky menegaskan kembali pada Rabu, (25/1/2023) bahwa dia tidak tertarik untuk bertemu dengan Putin.

Moskow, sementara itu, telah berulang kali menyebut persyaratan Ukraina tidak dapat diterima. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan akhir bulan lalu bahwa kepemimpinan Ukraina didominasi oleh "Orang-orang Russofobia yang kurang ajar" dan tidak mampu bernegosiasi.

Rusia meluncurkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari, mengutip kebutuhan untuk melindungi rakyat Donbass dan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian damai Minsk 2014-15.

Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, bersama dengan dua bekas wilayah Ukraina lainnya โ€“ Wilayah Kherson dan Zaporozhzhia โ€“ bergabung dengan Rusia setelah referendum pada September. Krimea melakukan hal yang sama tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini