WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) berupaya memperluas aksesnya ke pangkalan-pangkalan militer di Filipina untuk fokus mengawasi China. Hal ini diungkapkan beberapa pejabat pertahanan AS sebagai bagian dari perubahan berkelanjutan dalam postur kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan akan bertemu dengan kepemimpinan Filipina dalam beberapa hari mendatang, termasuk Presiden Ferdinand “Bong Bong” Marcos Jr. dan penjabat Sekretaris Pertahanan Nasional Carlito Galvez Jr.
BACA JUGA: Militer AS Uji Coba Peluncuran Roket Hipersonik, Bawa 11 Eksperimen Berbeda
Dikutip CNN, peningkatan akses ke pangkalan militer di Filipina akan memberi angkatan bersenjata AS pijakan strategis di tepi tenggara Laut China Selatan hanya 200 mil selatan Taiwan, sebuah langkah yang pasti akan membuat marah Beijing, yang mengklaim sebagian besar jalur air yang disengketakan sebagai wilayah kedaulatannya.
BACA JUGA: "Takut Membunuh", Tentara AS Dilatih Habis-habisan Usai Perang Dunia II
Kehadiran militer AS di Filipina berada di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) yang ditandatangani pada 2014 yang memungkinkan AS untuk merotasi pasukan ke pangkalan tertentu dan membangun fasilitas untuk digunakan kedua negara.
Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan telah ada diskusi tentang situs tambahan dan itu akan menjadi "topik pembicaraan yang signifikan" selama kunjungan Austin ke Filipina.
“Saat ini, saya pikir kita melihat peningkatan yang sangat positif dalam lintasan hubungan tersebut,” kata pejabat pertahanan, yang mengatakan akan ada lebih banyak pertemuan tingkat tinggi selama beberapa bulan ke depan.
Sebelumnya, pada November tahun lalu, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengunjungi Manila dan membahas kemungkinan akses ke lebih banyak pangkalan.