Share

Awasi Pergerakan China, Militer AS Cari Celah Perluas Akses ke Pangkalan Militer Filipina

Susi Susanti, Okezone · Rabu 01 Februari 2023 09:51 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 01 18 2756842 awasi-pergerakan-china-militer-as-cari-celah-perluas-akses-ke-pangkalan-militer-filipina-ZL0YG71ue7.jpg Militer AS cari celah ke pangkalan militer Filipina untuk mengawasi China (Foto: Reuters)

WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) berupaya memperluas aksesnya ke pangkalan-pangkalan militer di Filipina untuk fokus mengawasi China. Hal ini diungkapkan beberapa pejabat pertahanan AS sebagai bagian dari perubahan berkelanjutan dalam postur kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dilaporkan akan bertemu dengan kepemimpinan Filipina dalam beberapa hari mendatang, termasuk Presiden Ferdinand “Bong Bong” Marcos Jr. dan penjabat Sekretaris Pertahanan Nasional Carlito Galvez Jr.

BACA JUGA: Militer AS Uji Coba Peluncuran Roket Hipersonik, Bawa 11 Eksperimen Berbeda 

Dikutip CNN, peningkatan akses ke pangkalan militer di Filipina akan memberi angkatan bersenjata AS pijakan strategis di tepi tenggara Laut China Selatan hanya 200 mil selatan Taiwan, sebuah langkah yang pasti akan membuat marah Beijing, yang mengklaim sebagian besar jalur air yang disengketakan sebagai wilayah kedaulatannya.

BACA JUGA:  "Takut Membunuh", Tentara AS Dilatih Habis-habisan Usai Perang Dunia II

Kehadiran militer AS di Filipina berada di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) yang ditandatangani pada 2014 yang memungkinkan AS untuk merotasi pasukan ke pangkalan tertentu dan membangun fasilitas untuk digunakan kedua negara.

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan telah ada diskusi tentang situs tambahan dan itu akan menjadi "topik pembicaraan yang signifikan" selama kunjungan Austin ke Filipina.

“Saat ini, saya pikir kita melihat peningkatan yang sangat positif dalam lintasan hubungan tersebut,” kata pejabat pertahanan, yang mengatakan akan ada lebih banyak pertemuan tingkat tinggi selama beberapa bulan ke depan.

Sebelumnya, pada November tahun lalu, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengunjungi Manila dan membahas kemungkinan akses ke lebih banyak pangkalan.

Follow Berita Okezone di Google News

Selama perjalanannya, Harris mengunjungi pangkalan militer di Palawan, sebidang tanah sempit yang lebih dikenal dengan pantainya di tepi barat Filipina. Palawan menghadapi Kepulauan Spratly, serangkaian pulau kecil di Laut China Selatan, beberapa di antaranya telah dimiliterisasi oleh China. Kunjungan Harris mengirim pesan yang tidak ambigu ke Beijing bahwa Filipina bergerak lebih dekat ke AS, membalikkan tren di bawah presiden sebelumnya, Rodrigo Duterte.

Filipina dulunya adalah rumah bagi dua instalasi luar negeri terbesar militer AS, Pangkalan Udara Clark dan Pangkalan Angkatan Laut Teluk Subic, yang dipindahkan ke kendali Filipina pada 1990-an. Perjanjian pertahanan timbal balik yang ditandatangani pada tahun 1951 tetap berlaku, menjadikannya aliansi perjanjian bilateral tertua di wilayah tersebut untuk AS. Kedua negara membangun hubungan dengan Perjanjian Kunjungan Pasukan 1998 dan Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan 2014.

Hubungan antara kedua negara tegang di bawah Duterte, yang mengancam akan membatalkan Perjanjian Kunjungan Pasukan, yang akan mempersulit pasukan AS untuk mengakses Filipina. Duterte mengalah dan memulihkan perjanjian pada Juli 2021.

Marcos Jr. telah mencari peningkatan dalam hubungan dengan Washington, bahkan saat dia berjalan baik dengan China, salah satu mitra dagang terbesar Filipina.

"Saya telah mengatakan berkali-kali, saya tidak melihat masa depan Filipina yang tidak termasuk Amerika Serikat, dan itu datang dari hubungan yang sangat lama dengan AS,” terang Marcos Jr. kepada wartawan saat duduk di samping Harris pada November tahun lalu.

Selain potensi perluasan EDCA, AS membantu Filipina memodernisasi militernya dan memasukkan Filipina sebagai negara percontohan dalam prakarsa kesadaran domain maritim. Kedua negara juga baru-baru ini menyepakati lebih dari 500 kegiatan bersama sepanjang tahun.

Upaya untuk mencari akses yang lebih besar ke pangkalan di Filipina terjadi saat Pentagon melakukan perubahan besar dalam postur kekuatan di wilayah tersebut.

Awal bulan ini, AS mengumumkan akan menempatkan unit Marinir yang baru didesain ulang di Okinawa, Jepang, dengan kemampuan intelijen dan pengawasan canggih, serta kemampuan untuk menembakkan rudal anti-kapal. Seorang pejabat AS menggambarkan langkah tersebut sebagai salah satu penyesuaian paling signifikan terhadap postur kekuatan militer AS di wilayah tersebut selama bertahun-tahun. Okinawa terletak kira-kira 200 mil dari Taiwan utara, kira-kira jarak yang sama dengan Filipina dari ujung selatan pulau demokratis yang merdeka.

Pekan lalu, Korps Marinir secara resmi membuka pangkalan baru di Guam, sebuah pulau penting yang strategis di timur Filipina. Camp Blaz adalah pangkalan Marinir baru pertama dalam 70 tahun dan suatu hari diperkirakan akan menampung 5.000 Marinir.

“Maju, kehadiran yang gigih adalah kunci keamanan dan stabilitas kawasan di Indo-Pasifik. Kamp Pangkalan Korps Marinir Blaz adalah bagian penting dari itu,” terang Komandan Korps Marinir Jenderal David Berger.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini