Salim Said menuturkan, sebelum mengangkat Feisal, Presiden Soeharto perlu kesaksian tentang calon panglima ABRI itu dari orang-orang yang kenal secara pribadi. Mereka yang ditanyai Soeharto antara lain Menko Azwar Anas dan Mayjen TNI Zaini Azhar Maulani.
Mereka diminta bersaksi lewat rekaman yang alat perekamnya dibawa Kolonel Kivlan Zein dan Kolonel Ismed Yuzeri. Rekaman itu kemudian diperdengarkan kepada Soeharto.
“Saya tidak tahu siapa saja yang diminta kesaksiannya sebelum akhirnya Bapak Presiden berkeputusan melantik Feisal Tanjung sebagai pangab,” tutur Said. Apa pun, keputusan itu memang dinilai mengejutkan.
Lazimnya, calon Pangab yaitu KSAD yang ketika itu dijabat Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar. Banyak yang menilai pemilihan Feisal sebagai panglima merupakan cara Soeharto untuk mempererat kembali hubungan dengan kalangan Islam. Tak heran pada masa ini Soeharto banyak mempromosikan ‘jenderal santri’.
(Natalia Bulan)