Â
ISTANBUL - Suhu dingin, salju, serta hujan menghambat proses pencarian korban gempa di Turki.
Para korban yang terjebak di bawah reruntuhan berteriak meminta tolong. Namun, upaya penyelamatkan dihadapkan dengan kendala cuaca tersebut.
Seorang pria di Kota Hatay, yang terletak di Turki Selatan, menangis di tengah hujan,
Kepada Reuters, ia menjelaskan warga menantikan datangnya tim SAR. Tapi, mereka belum ada yang datang.
"Mereka berteriak meminta tolong [dari bawah reruntuhan], tapi tidak ada [tim penolong] yang datang," kata Deniz yang terlihat putus asa.
"Kami frustasi. Ya Tuhan... Mereka berteriak. Mereka berkata, 'Selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka.... Tidak ada seorang [tim penolong] pun sejak pagi."
Sementara itu, melansir BBC, di Suriah, Raed al-Saleh dari White Helmets - tim penyelamat di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak - mengatakan mereka "berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang berada di bawah reruntuhan".
Pakaian Hangat untuk Anak-Anak
Seorang perempuan tua menangis dan meratap dengan bahasa Kurdi. Ia menanti kabar dari adik ipar dan keponakannya yang terjebak di bawah reruntuhan.
Para tetangganya datang menghampiri lalu mencoba menenangkannya.
"Mereka baru saja menyelamatkan seseorang beberapa menit lalu, mereka akan menyelamatkan keluargamu juga," kata mereka.
Harapannya menipis. Terlebih keluarganya tinggal di lantai dasar bangunan 12 lantai.
"Mereka semua di lantai dasar, tidur, saya tidak tahu apa ada yang bisa mencapai mereka… dan sekarang sangat dingin, anak-anak saya akan membeku di bawah reruntuhan," katanya.
Cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir - juga di sebagian besar lokasi terdampak gempa.
Warga yang meninggalkan rumah dengan terburu-buru pada dini hari saat gempa pertama terjadi, takut kembali ke kediamannya untuk sekadar mengambil jaket atau sepatu.
Follow Berita Okezone di Google News