Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Haru Biru Prajurit Kopassus Dipindah ke Kostrad, Sampai Berlutut saat Baret Merahnya Dilepas

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 07 Maret 2023 |06:04 WIB
Haru Biru Prajurit Kopassus Dipindah ke Kostrad, Sampai Berlutut saat Baret Merahnya Dilepas
Pergantian baret merah ke baret hijau oleh KSAD Letjen TNI Try Sutrisno pada 27 November 1986 (Foto: Buku Kopassus untuk Indonesia)
A
A
A

PADA 1980-an, terjadi perampingan di tubuh TNI, mulai dari Kodam hingga Kopassus. Brigif 3 Linud Kopassus di Kariango menjadi salah satu yang terdampak hingga dipindah menjadi Brigif Linud 3/Kostrad.

Upaya dan argumentasi yang disampaikan tak berhasil mengagalkan kebijakan tersebut. Bahkan, Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan yang pernah menjabat sebagai komandan pertama Grup 3 mencoba berargumen dengan Jenderal TNI (Purn), Benny Moerdani, dengan pertimbangan biaya akan semakin boros jika dilakukan perampingan.

Sebagaimana dikutip dari buku Kopassus untuk Indonesia, bahwa jumlah prajurit yang sedikit berarti harus mengadakan latihan yang lebih banyak agar dapat menyamai kekuatan prajurit berjumlah besar.

"Jadi Bapak kalau nggak punya duit, jangan dikecilkan," demikian argumentasinya.

Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani yang waktu itu menjabat sebagai Panglima ABRI menepisnya. Perampingan tetap dilakukan, namun dengan cara seleksi seluruh prajurit Kopassus, termasuk dari anggota Brigif 3 lintas udara (Linud) Kopassus.

Prajurit Kopassus kembali menjalani ujian di medan berat untuk diukur kemampuan fisik, mental, dan kecerdasannya. Tes tersebut dilakukan di Sukabumi pada 1986.

Serangkaian tes dilakukan satu-satu dan didampingi psikiater. Termasuk, latihan patroli malam hari. Pada hari pertama hasilnya bagus.

Memasuki hari kedua, ada yang mengantuk, dan di hari ketiga semakin banyak yang mengantuk. Mereka yang diseleksi memang diminta tidur sendiri-sendiri.

Kemudian, diberi tahu akan kembali berangkat pukul 03.00 dini hari. Tes ini bertujuan untuk mengukur tanggung jawab para prajurit. Hasilnya, ada yang bangun dan ada yang terus tidur sampai seharian.

Hanya sekitar 2.500 orang lulus setelah melewati berbagai tes selama seminggu. Mereka yang lulus tetap boleh mengenakan baret merah dan tinggal di Jakarta.

Sedangkan yang tidak lulus akan ditempatkan dalam kesatuan baret hijau Kostrad. "Saya rasanya mau menangis, karena banyak orang yang baru masuk Kopassus harus keluar," ucap Sintong.

Aksi protes mencuat saat pergantian baret dari mereka yang tidak lolos. Hingga ada yang dengan melepaskan sejumlah tembakan dan harus berurusan Polisi Militer.

Prosesi pergantian baret sangat mengharukan. Upacaranya dilaksanakan di kesatrian Kariango. Pada waktu acara timbang terima, semua berdiri mengenakan baret merah.

Usai upacara, semua bergantian menundukkan kepala dan mengambil baret hijau. Kemudian, mengganti baret merah yang dipakai dengan baret hijau.

"Saya sedih sekali. Anak-anak buah ini betul-betul saya sayangi. Tetapi, negara mengatakan ini harus dilaksanakan. Ini kan orang orang baik semua," ucap mantan Komandan Kopassus.

Kolonel Inf Tarub menjadi Komandan pertama Brigif Linud 3/Kostrad di Kariango dan memikul tanggung jawab yang tidak mudah. Dalam reorganisasi Kopassus, dirinya harus memberikan semangat kepada prajurit Kopassus yang beralih menjadi anggota Kostrad.

"Memang nggak gampang untuk jaga semangat mereka. Saya meyakinkan mereka bahwa walau pun sekarang jadi Kostrad, tetapi tetap Kopassus. Tidak kenal menyerah, jiwa korsa. Tidak ada bedanya dengan Cijantung. Pokoknya saya kuatkan mereka," ungkap Letjen TNI (Purn) Tarub saat menguatkan anak buahnya dulu.

Tarub juga mengikuti prosesi pergantian baret. Hingga dirinya meminta izin kepada Try Sutrisno, untuk berlutut ketika baret merahnya diganti menjadi baret hijau.

"Waktu baret merah saya diambil diganti baret hijau, saya berlutut. Saya minta ke Pak Try bahwa dulu saya terima baret merah dengan berlutut di Pantai Selatan. Jadi ini kalau dilepas, saya maunya sambil berlutut juga," ujar lulusan Akmil 1965 ini.

Permintaan Tarub disetujui Try Sutrisno. Kata Tarub, banyak menangis saat upacara pergantian baret. 

"Banyak yang menangis. Luar biasa. Saya bilang, baret itu nggak masalah, yang penting ada di sini (menunjuk dada). Bagaimana semangat jiwa kita di situ, kita semangat, kita Kopassus. Selalu saya semangati mereka. Saya buat jargon-jargon, Kokoh seperti Batu Karang, misalnya," urai Tarub.

Tarub yang dipercaya menjadi komandan Brigif Linud 3/Kostrad terus membangkitkan semangat dan membangun kebanggaan anak buahnya kini menyandang baret hijau. Cara yang dilakukan dengan pembinaan melalui sarana olahraga, seperti sepak bola dan voli. 

"Sepak bolanya jadi bagus, itu lawannya tim Makassar. Volinya juga tim Makassar. Pokoknya kamu latihan, kalahkan mereka, itu perintah saya. Jadi itu jadi motivasi, semangat mereka. Pokoknya saya buat gembira aja semua. Satu nasib, sepenanggungan," katanya.

Tarub ingin anak buahnya tetap gembira dengan menyalurkan energi pada hal hal positif. Untuk itu, ia mendorong semangat anak buahnya melalui olahraga.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement