Hapus Stereotip
Sebagai seorang politisi perempuan, Hetifah juga banyak mendapatkan inspirasi dari tokoh perempuan lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ternyata, yang menginspirasinya itu bukan hanya tokoh-tokoh perempuan besar yang namanya tersohor, bahkan perempuan-perempuan dari setiap fase kehidupannya dan dari beragam latar juga turut menginspirasi kehidupannya. Karena perempuan yang menginspirasi itu bukan soal besar kecilnya ruang yang dilingkupi, tapi soal bagaimana menghadapi tantangan sebagai perempuan.
“Banyak ya, dari dalam negeri dan juga internasional, lingkungan kuliah, lingkungan keluarga, organisasi, dan banyak belajar dari para pemimpin. Pemimpin dunia pun begitu, sekarang saya banyak pelajari tokoh politik yang dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berpengaruh, kalau di Jerman ada Angela Merkel, di Singapura ada presiden yang juga perempuan, juga di Indonesia ada banyak yang semua perempuan menginspirasi, bahkan di level kepala desa, karena semua perempuan memiliki tantangan yang sama baik yang di lingkup besar maupun lingkup yang kecil,” terangnya.
Karena itu, kata Hetifah, dalam memperingati International Women Day yang jatuh pada 8 Maret 2023 ini, ia berharap dua hal pada kaum perempuan. Pertama, perempuan harus memperluas wawasan, horizon ataupun cara berpikirnya, juga kemampuan dalam bekerja sama. Perempuan jangan berpikiran sempit, guna menghapus stereotip perempuan yang selama ini disematkan.
“Kita harus berpikiran luas, tidak berpikiran sempit seperti apa yang sering menjadi tuduhan orang terhadap perempuan. Kan kita sering ada prejudice terhadap perempuan, perempuan itu sering begini, begitu, stereotip begitu,” ujarnya.
Kedua, menurut Hetifah, sudah saatnya perempuan saling mendukung perempuan lainnya. Jangan ada lagi pemikiran bahwa jika melihat perempuan lainnya lebih maju dan berpotensi maju lantas merasa tersaingi. Karena memang dengan kesempatan yang lebih sedikit, membuat persaingan perempuan menjadi lebih ketat, namun bukan berarti sesama perempuan tidak saling mendukung satu sama lain.
“Kita ubah stereotip itu bahwa perempuan apapun latar belakangnya harus bisa saling mendukung dan solidaritasnya diperkuat. Perempuan yang di kota memiliki empati perempuan yang tinggal di desa, perempuan yang lebih berpendidikan memikirkan perempuan yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan, dan sebagainya,” pungkas Hetifah.
(Angkasa Yudhistira)