Celah itu telah lama ditutup, dengan Korea Utara tahun lalu melakukan sejumlah uji coba rudal sambil berjanji untuk mengembangkan program nuklirnya untuk mempersenjatai rudal.
Uji coba rudal Korea Utara telah melambat pada 2023, tetapi ketegangan di Semenanjung Korea tetap tinggi.
Analis melihat sedikit alasan untuk berpikir hal-hal akan mereda.
“Ini kemungkinan hanya awal dari serangkaian tes provokatif oleh Korea Utara,” terang Leif-Eric Easley, seorang profesor di Ewha Womans University di Seoul, mengatakan tentang penembakan rudal pada Kamis (9/3/2023).
“Pyongyang siap untuk menanggapi secara agresif latihan pertahanan utama AS-Korea Selatan, serta pertemuan puncak Presiden Yoon yang akan datang dengan Perdana Menteri (Jepang) (Fumio) Kishida dan Presiden (AS) (Joe) Biden,” lanjutnya.
“Rezim Kim dapat memerintahkan penembakan rudal dengan jarak yang lebih jauh, mencoba meluncurkan satelit mata-mata, mendemonstrasikan mesin berbahan bakar padat, dan bahkan mungkin melakukan uji coba nuklir,” tambahnya.
(Susi Susanti)