"Mungkin dicuri oleh seseorang yang ingin mendapat untung dari ini? Ada banyak skenario di sekitar ini," katanya.
Seperti diketahui, pada Desember 2003, di bawah penguasa militer Kolonel Muammar Khadafi, Libya secara terbuka meninggalkan senjata nuklir, biologi, dan kimia.
Namun sejak Kolonel Khadafi digulingkan pada 2011, negara itu terpecah menjadi faksi-faksi politik dan militer yang bersaing.
Sekarang terbagi antara pemerintah sementara yang diakui secara internasional di ibu kota, Tripoli, dan satu lagi di timur.
Tidak ada yang mengendalikan selatan, tempat uranium diambil.
Banyak pemerintah dan kelompok asing bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Libya sejak pasukan yang didukung NATO menggulingkan Kolonel Khadafi. Mereka termasuk Grup Wagner Rusia yang mendukung LNA.
Negara kaya minyak itu sebagian besar tanpa hukum dan sebelumnya digambarkan sebagai "pasar senjata".
Pada 2013, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa senjata yang diselundupkan dari Libya memicu konflik di bagian lain Afrika dan Timur Tengah.
(Susi Susanti)