Komisaris Tinggi Inggris untuk India, Alex Ellis, menyebut tindakan itu memalukan dan sama sekali tidak dapat diterima.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (19/3/2023) malam, Kementerian Luar Negeri India mengatakan pihaknya berharap pemerintah Inggris akan mengambil langkah segera untuk mengidentifikasi, menangkap, dan mengadili mereka yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Tidak ada tempat di kota kami untuk perilaku seperti ini. Investigasi telah diluncurkan oleh Met ke dalam peristiwa hari ini,” cuit walikota London Sadiq Khan pada Minggu (19/3/2023).
Pemutusan internet menjadi semakin umum di India, yang memiliki lebih dari 800 juta pengguna internet – populasi digital terbesar kedua di dunia, setelah China.
Awal bulan ini, sebuah laporan oleh Access Now, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di New York yang melacak kebebasan internet, mengatakan India memberlakukan 84 penutupan internet pada tahun 2022, menandai tahun kelima berturut-turut negara demokrasi terbesar di dunia dengan lebih dari 1,3 miliar orang telah menduduki puncak dunia. daftar.
“Gangguan memengaruhi kehidupan sehari-hari jutaan orang selama ratusan jam,” kata laporan itu.
Internet telah menjadi jalur kehidupan sosial dan ekonomi yang vital bagi sebagian besar populasi dan menghubungkan kantong-kantong pedesaan yang terisolasi di negara itu dengan kota-kotanya yang berkembang.
Pemerintah telah berulang kali berusaha membenarkan pemblokiran akses internet dengan alasan menjaga keamanan publik di tengah kekhawatiran akan kekerasan massa. Tetapi para kritikus mengatakan penutupan itu merupakan pukulan lain bagi komitmen negara itu terhadap kebebasan berbicara dan akses informasi.
(Susi Susanti)