NEW YORK - Kesepakatan baru di perbatasan Amerika Serikat (AS)-Kanada yang dimaksudkan untuk menghentikan aliran pencari suaka di penyeberangan perbatasan ilegal telah sah diberlakukan.
Migran yang tertangkap menyeberang di mana saja di sepanjang perbatasan 3.145 mil (5.060 km) sekarang dapat dikirim kembali.
Dikutip BBC, sejumlah besar penyeberangan tanpa izin tercatat melalui Roxham Road di perbatasan AS-Kanada.
Kesepakatan baru menutup celah yang memungkinkan migran untuk mengklaim suaka di pelabuhan masuk tidak resmi tersebut.
Pengumuman itu dikeluarkan saat PresidenAS Joe Biden mengunjungi Ottawa, Kanada, untuk membahas serangkaian masalah ekonomi, perdagangan, dan imigrasi dengan mitranya dari Kanada, Justin Trudeau.
Kesepakatan itu merupakan bagian dari upaya untuk membatasi masuknya migran di Roxham Road, sebuah penyeberangan tidak resmi antara negara bagian New York dan provinsi Quebec.
Rekor jumlah migran - sekitar 40.000 - menyeberang ke Kanada tahun lalu, sebagian besar masuk di Roxham Road.
Kantor perdana menteri (PMO) Kanada mengatakan sebagai bagian dari pakta tersebut, Kanada juga akan membuat program pengungsi baru untuk 15.000 migran yang melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan di Amerika Selatan dan Tengah.
Seperti diketahui, perjanjian asli pada 2004, Safe Third Country Act (STCA), mewajibkan migran untuk mengajukan klaim suaka di negara "aman" pertama yang mereka jangkau, apakah itu AS atau Kanada.
Itu memungkinkan salah satu negara untuk mengusir migran di titik masuk resmi - tetapi tidak di titik persimpangan tidak resmi, seperti Roxham Road.
Kesepakatan baru itu memperluas kesepakatan di sepanjang perbatasan, termasuk saluran air internal, kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan.
Kesepakatan baru itu telah dikritik oleh para pendukung pengungsi sebagai tidak efektif untuk mengakhiri penyeberangan migran yang tidak teratur ke Kanada.
Namun itu tidak akan menghentikan orang, Abdulla Daoud, direktur eksekutif di The Refugee Center di Montreal, mengatakan kepada BBC pada Jumat (24/3/2023) jika dia khawatir hal itu dapat mendorong penyelundupan manusia.
"Jumlahnya terlalu rendah. Kami memiliki 40.000 salib hanya dalam satu tahun terakhir - 15.000 adalah jumlah yang rendah dan hanya dari satu bagian dunia, belahan bumi Barat,” terangnya tentang kesepakatan baru itu.
Pihak AS juga melihat peningkatan penyeberangan migran ke Kanada.
Pemerintahan Biden juga telah mengusulkan untuk menindak para pencari suaka di perbatasan selatan AS dengan Meksiko dengan mempersulit para migran untuk mengklaim suaka setelah kontrol perbatasan Covid dicabut pada Mei tahun lalu. Proposal tersebut mendapat reaksi keras dari kelompok hak asasi manusia.
(Susi Susanti)