KYIV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky khawatir semangat juang rakyatnya akan terpukul dan mereka akan mendorongnya untuk melakukan negosiasi dengan Moskow, jika Kota Bakhmut jatuh ke tangan Rusia.
Dalam sebuah wawancara baru, Zelensky mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa jika pasukan Rusia menaklukkan kota Ukraina timur itu, dia akan segera merasakan tekanan dari dunia yang lebih luas dan dari Ukraina.
"Masyarakat kita akan merasa lelah," kata Zelensky kepada AP. "Masyarakat kita akan mendorong saya untuk berkompromi dengan mereka (Rusia)."
Kyiv menolak seruan untuk melakukan pembicaraan dengan Moskow karena pasukan Rusia terus melancarkan serangan, termasuk di wilayah sipil. Pemerintah Ukraina telah berulang kali mengatakan tidak akan menyetujui ketentuan apa pun yang mengharuskannya menyerahkan wilayah ke Rusia.
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencaplok empat wilayah Ukraina pada September memperkuat posisi Kyiv dalam hal ini dan membuat prospek negosiasi menjadi lebih kecil kemungkinannya.
Bakhmut telah melihat beberapa pertempuran paling sengit dalam perang antara kedua negara. Perebutan kota telah berlangsung selama tujuh bulan, menjadikannya pertempuran terlama dalam perang.
Tetapi AS telah meremehkan kepentingan strategis kota itu, yang memiliki populasi sekitra 70.000 jiwa sebelum perang. Analis militer terkemuka telah menyarankan bahwa Ukraina melukai kemampuannya untuk meluncurkan serangan balasan lain dengan mendedikasikan personel dan sumber daya yang berharga untuk mempertahankan Bakhmut.
Namun, Zelenskyy dan penasihat militer utamanya menentang penarikan pasukan mereka, dan pemimpin Ukraina itu tampaknya lebih peduli tentang kerugian simbolis dari kehilangan kota daripada konsekuensi strategisnya.
Jika Rusia menang di Bakhmut, itu akan memberi Moskow kemenangan medan perang pertamanya dalam beberapa bulan dan Putin akan "menjual kemenangan ini ke Barat, ke masyarakatnya, ke China, ke Iran," kata Zelenskyy kepada Associated Press.
"Jika dia merasakan darah - mencium bahwa kita lemah - dia akan mendorong, mendorong, mendorong."
Pasukan Rusia saat ini menduduki sekitar 65% dari Bakhmut, setelah merebut tambahan lima persen dari kota tersebut pada minggu lalu, menurut penilaian terbaru dari Institute for the Study of War, yang telah melacak dengan perang di Ukraina.
(Rahman Asmardika)