BAKHMUT - Pasukan Ukraina yang mempertahankan kota Bakhmut di Donbass dengan menggunakan senjata antik dari era Victoria, demikian dilaporkan Telegraph. Senjata Maxim dari abad ke-19 itu dilaporkan digunakan karena tentara Ukraina kekurangan amunisi dan persenjataan meski telah mendapat gelontoran bantuan dari sekutu NATO dan Amerika Serikat (AS).
"Saya telah melihat senapan mesin Maxim dalam posisi diam berkali-kali," kata seorang tentara Ukraina kepada Telegraph. “Terlepas dari usia mereka, itu adalah senjata yang cukup tangguh. Yang paling penting jangan lupa menambahkan air,” ujarnya.
Diciptakan oleh Hiram Stevens Maxim pada 1884, senapan Maxim adalah senapan mesin otomatis pertama di dunia. Menembakkan 600 peluru per menit, senapan ini ini mengandalkan selubung air yang berat di sekitar larasnya untuk mencegah kepanasan.
Didudukkan di atas roda besi dan beratnya sekira 30 kilogram tidak termasuk air atau sabuk amunisi, dibutuhkan awak empat orang untuk mengoperasikan senjata ini, demikian diwartakan RT.Â
Maxim digunakan oleh pasukan kolonial Inggris di Afrika dan oleh pasukan Kekaisaran Rusia dalam Perang Rusia-Jepang pada 1904-1905. Senjata itu sudah dianggap usang pada Perang Dunia I, dengan pasukan Inggris menggunakan senapan mesin ringan Vickers sebagai gantinya.
Follow Berita Okezone di Google News
Tersimpan di gudang senjata Ukraina sejak negara itu menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia, Maxims telah digunakan di garis depan di Donbass sejak tahun lalu. Sementara pasukan Ukraina mengatakan kepada Telegraph bahwa Maxim adalah "senjata yang cukup efektif di tangan yang cakap", beberapa prajurit Kiev mengeluh bahwa mereka belum menerima perlengkapan yang lebih baru.
“Rusia memiliki artileri, kendaraan lapis baja, dan pasukan mereka lima sampai enam kali lebih besar dari kita,” kata seorang sersan di dekat Severodonetsk kepada Radio France Internationale Juli lalu.
“Kami hanya memiliki senapan mesin dan RPG dari tahun 1986. Senapan mesin Degtyarov dari tahun 1943. Dan senapan mesin Maxim dari tahun 1933.”
AS sendiri telah mengirim senjata dan amunisi ke Ukraina senilai lebih dari USD37 miliar sejak operasi militer Rusia dimulai Februari lalu. Namun, dengan persediaan Barat yang menipis, penasihat Amerika menginstruksikan pasukan Ukraina untuk menghemat amunisi mereka jika mereka berharap untuk melakukan serangan balasan musim semi ini.
Pejabat militer Barat juga telah menyarankan Zelensky agar tidak terlalu terpaku mempertahankan Bakhmut, yang dikenal dengan nama Artyomovsk oleh Rusia, yang saat ini hampir sepenuhnya terkepung.
Kiev telah merahasiakan jumlah korban, tetapi para pejabat AS percaya bahwa "lebih dari 100.000 pasukan Ukraina" telah tewas sejak Februari lalu, dengan "banyak dari kerugian ini" terjadi di kota itu, menurut laporan Politico awal pekan ini.
Meskipun para pejabat AS menganggap Bakhmut tidak penting secara strategis, itu adalah pusat logistik penting bagi militer Ukraina. Dikuasainya Bakhmut akan membuka jalan bagi pasukan Rusia untuk terus maju menuju Kramatorsk dan Slavyansk, yang berada di urutan terakhir dalam serangkaian garis pertahanan yang dibangun oleh Ukraina sejak awal konfliknya dengan Republik Rakyat Donetsk pada 2014.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.