Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Banjir Bandang Terjang Dua Kecamatan di Cianjur, Sekolah dan Jembatan Hancur

Ricky Susan , Jurnalis-Senin, 01 Mei 2023 |20:41 WIB
Banjir Bandang Terjang Dua Kecamatan di Cianjur, Sekolah dan Jembatan Hancur
Sekolah rusak akibat banjir bandang (foto: dok MPI/Ricky)
A
A
A

CIANJUR - Banjir bandang yang melanda dua kecamatan, yakni Kecamaran Ciranjang dan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur beberapa waktu, selain merendam ratusan rumah juga memporak-porandakan berbagai infrastruktur.

Seperti yang menimpa bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Cibogo, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang yang terendam banjir dengan ketinggian 1 meter. Akibatnya sejumlah sarana dan prasarana milik sekolah hancur.

"Ruang perpustakaan dindingnya jebol. Ruang perpustakaan itu berfungsi juga sebagai kantor guru. Disitu juga ada sejumlah peralatan seperti printer kemudian scenner skipi dan alat-alat lainnya ini semuanya hancur terendam," ujar Kepala Sekolah SDN Cibogo 4, Sodikin, Senin (1/5/2023).

Padahal ruang kelas akan dipakai anak-anak dari kelas 1 hingga kelas 6 untuk kegiatan belajar mengajar setelah libur panjang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

"Ya mau bagaimana lagi, seharusnya besok anak-anak sudah masuk sekolah namun dengan kejadian ini karena kondisi ruang kelas tidak memungkinkan untuk dipakai belajar mengajar, terpaksa saya mengintruksikan guru-guru untuk belajar dari rumah atau daring. Untuk belajar di rumah semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 itu jumlahnya ada 298 siswa," jelas Sodikin.

Selain sekolah yang terdampak banjir bandang juga sebuah jembatan gantung di sungai Cibalagung penghubung antara Desa Murnisari dengan Desa Bobojong ambruk. Akibatnya tidak bisa dilalui kendaraan.

Padahal jembatan gantung tersebut sangat vital bagi warga kedua kampung untuk beraktifitas sehari-hari. Karena jembatan tersebut satu-satunya jalan yang menghubungkan kedua kampung.

”Pokonya jembatan ini sangat vital bagi warga kami, setiap hari digunakan anak-anak pergi ke sekolah dan warga lainnya untuk beraktivitas. Jadi kalau tidak ada jembatan gantung ini warga harus bagaimana,” kata Ketua RT Kampung Murnisari, Teten (50).

Teten menjelaskan, jika ambruknya jembatan gantung yang berukuran kurang lebih lebar 1,5 meter dan panjang 30 meter tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari, Senin (1/5/2023).

”Hujannya lama dan deras, tidak ada yang tahu ambruknya seperti apa. Hanya warga yang saat itu belum tidur mendengar suara gemuruh air dan saat dilihat jembatannya sudah ambruk dan hanyut,” jelasnya.

Teten mengatakan, tidak ada korban dalam peristiwa ambruknya jembatan gantung tersebut. Pihaknya berharap adanya bantuan segera dari pemerintah agar jembatan tersebut segera dibangun kembali. Minimal dibangun dulu jembatan gantung darurat yang bisa dilewati pejalan kaki maupun kendaraan.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement