Menyikapi adanya peluang El Nino di Semester II, tahun 2023, maka diperlukan beberapa langkah aksi dan antisipsi dini untuk mengurangi dampaknya. Diantaranya, potensi kekeringan yang terjadi pada sebagian wilayah Indonesia, oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi risiko bencana seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan gagal panen yang bisa memicu terganggunya ketahanan pangan.
Meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan yang perlu di antisipasi lebih dini, terutama wilayah atau provinsi yang rentan dan sering terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan. "Maka perlunya antisipasi terkait produksi pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan Nasional, " jelas dia.
Oleh karena itu, BMKG juga mengimbau kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat untuk dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan atau melakukan manajemen air bersih, sehingga pada puncak musim kemarau, masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana hidrometeorologis yang mungkin terjadi.
"Masyarakat tidak perlu panik dengan isu El Nino ini, " imbuh dia.
(Awaludin)