SELAMA masa pemerintahannya yang panjang, Ratu Inggris, Victoria menghadapi tujuh ancaman pembunuhan.
Dari luar dia memang nampak tabah menghadapinya. Namun, buku harian pribadinya menyimpan kisah berbeda, mengenai bagaimana kejadian itu mempengaruhi kondisi mentalnya.
Dokumen Setebal 102 Halaman Milik FBI Ungkap Rencana Pembunuhan Ratu Elizabeth II pada 1983
Pada 27 Juni 1850, Ratu Victoria berkelindan dengan maut.
Dilansir dari BBC Indonesia, Malam itu, dia membawa tiga anaknya untuk mengunjungi pamannya yang sakit di mansionnya di Piccadilly.
Di luar, ratusan warga London bersemangat berkumpul dan menunggunya muncul.
Sebagian besar penonton hanya ingin melihatnya sekilas, tetapi ada satu orang yang memiliki tujuan berbeda.
Tepat ketika rombongan kerajaan pergi, Robert Pate menerobos ke depan kerumunan, berlari menuju kereta Ratu yang beratap terbuka, dan memukul kepala Ratu dengan tongkat berujung logam.
Massa panik.
Di tengah kekacauan, Victoria diceritakan berdiri, menata letak tudungnya, dan dengan tenang mengumumkan, "Saya tidak terluka".
Ini adalah kelima kalinya Ratu diserang sejak kenaikan tahtanya pada 1837. Media-media sering menekankan ketenangannya.
Koran The Morning Post melaporkan bahwa "Yang Mulia tidak menunjukkan rasa khawatir" dan "mengendalikan diri sepenuhnya" untuk dengan sopan menyapa sekelompok penonton yang bersorak saat keretanya kembali ke Istana Buckingham.