Sementara itu, dilansir dari Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada tafsiran lain yang menuturkan bahwa Candi Borobudur tak hanya bangunan berlatar agama Buddha. Namun, bangunan candi ini dipengaruhi oleh konsep pemujaan leluhur yang diwujudkan dalam bentuk bangunan berteras.
Maka dari itu, candi yang menjadi keajaiban dunia atas pengakuan UNESCO ini mempunyai keragaman fungsi. Yaitu; monumen yang digunakan untuk memuliakan leluhur pendiri Dinasti Syailendra dan memuliakan agama Buddha.
Perlu diketahui, penyebab kompleks candi tersebut ditinggalkan lantaran adanya bencana Gunung Merapi meletus pada 1006. Akan tetapi, hasil penelitian geologi, vulkanologi, dan arkeologi belum dapat membuktikan letusan hebat tersebut.
Menurut beberapa naskah Jawa, salah satunya Centhini, menyebutkan bahwa lokasi candi ini sebagai bukti tempat yang dapat membawa kematian atau kesialan. Artinya, kawasan ini sudah ditinggalkan sebagai tempat suci agama Buddha.
Lalu, candi yang terbengkalai seribu tahun lamanya hingga akhirnya ditemukan oleh Jenderal Hindia Timur pada tahun 1814 dalam perjalanan mengunjungi Semarang.