Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, founding fathers Indonesia bukanlah sosok subyektif yang berpikir primordialisme.
Prabowo mengungkapkan, Soekarno dan para memimpin yang berasal dari suku Jawa, justru tidak menggagas bahasa sukunya sendiri yang kala itu merupakan mayoritas sebagai bahasa kebangsaan. Melainkan lebih memilih bahasa Indonesia yang digunakan oleh minoritas rakyat nusantara.
"Kalau pemimpin-pemimpin Indonesia berpikir sukuisme, primordialisme, mayoritas orang Jawa. Bisa saja pemimpin-pemimpin kita seperti Bung Karno berjuang untuk bahasa mayoritas menjadi bahasa kebangsaan. Tapi ternyata tidak," ujarnya.
"Kita memilih bahasa minoritas menjadi bahasa kebangsaan, dan bahasa ini yang ternyata bisa mempersatukan seluruh Nusantara," tambahnya.
Sementara itu, negara-negara lain masih kesulitan untuk bersatu, karena tidak memiliki bahasa kebangsaan. Inilah yang harus di jaga oleh para pemimpin, persatuan nasional dari Sabang sampai Merauke.
"Banyak negara lain sulit, banyak negara lain belum punya bahasa kebangsaan. Ini the brilliance of our founding fathers, " pungkasnya.
(Arief Setyadi )