Sang arsitek meletakkan kamar penginapan itu di bagian kiri stasiun. Namun, penginapan itu hanya diperuntukkan bagi kaum Eropa, terutama Belanda. Selain itu, area bawah tanah yang digunakan sebagai gudang.
Bunker Rahasia
Banyak yang menyebut stasiun ini memiliki bungker rahasia yang menghubungkan stasiun dengan beberapa tempat lain. Sejumlah tempat yang dimaksud seperti Balai Kota Batavia (kini menjadi Museum Fatahillah) hingga Pulau Onrust.
Hingga kini, hal tersebut menjadi sebuah misteri dari Stasiun Tanjung Priok. Stasiun ini sejatinya merupakan kado ulang tahun istimewa untuk SS.
Peresmiannya dilakukan saat hari jadi SS ke-50 tahun, yakni pada 6 April 1925. Dengan dibukanya stasiun ini, maka jalur Tanjung Priok – Beos atau Jakarta Kota juga dibuka.
Kereta yang melintasi jalur ini adalah lokomotif seri ESS 3200 yang dibuat di Belanda. Setelah Indonesia merdeka, stasiun diambil alih pemerintah Indonesia dan sempat berhenti beroperasi.
Pemerintah menjadikan stasiun ini sebagai bangunan cagar budaya pada 1993. Stasiun Tanjung Priok beroperasi kembali pada Maret 2009 dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemegahan Stasiun Tanjung Priok membuat SBY takjub.
(Arief Setyadi )