Sejak 14 Juni, dia dan keluarganya telah menerima berita yang saling bertentangan tentang apakah kelompok itu hidup atau mati.
"Dalam kejadian seperti ini, Anda tidak bisa mengetahui secara pasti apakah seseorang hidup atau mati. Satu kata bisa menghancurkan moral seluruh keluarga," ujarnya.
Kembali ke Jerman, Ali hidup dengan penderitaan ketidakpastian saat dia menggambarkan perjalanan yang dilakukan kerabatnya.
Mereka diselundupkan dari Suriah ke Lebanon sebelum terbang ke Libya di mana mereka tinggal selama 40 hari menunggu kesempatan untuk menyeberangi Laut Mediterania dan mencapai Italia.
Menurut Ali, kelompok tersebut membayar setidaknya USD5.000 masing-masing kepada para penyelundup, tetapi ini tidak menyelamatkan mereka dari perlakuan kasar oleh tuan rumah mereka.
"Para penyelundup mengambil mereka dari bandara dan membuangnya ke mana pun mereka bisa," katanya.
Dia mengatakan kerabatnya ditempatkan di "balok beton" tanpa perabot dan harus tidur di atas selimut yang diletakkan di lantai keras.