JAKARTA - Letkol Inf (Purn) Mochammad Idjon Djanbi, satu tokoh yang ikut andil dalam berdirinya Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sosoknya begit lekang dalam ingatan masyarakat.
Idjon Djanbi kerap berbaur dengan masyarakat. Dikisahkan sang anak, Heru Djanbi, bahwa sang ayah, Idjon Djanbi memiliki karakter yang bisa membedakan sikap di dunia militer dengan sikap saat berada di lingkungan masyarakat sipil.
Heru sangat ingat betul saat ayahnya, Idjon Djanbi diberdayakan di perkebunan.
"Saat dikaryakan di perkebunan, itu salah satu yang saya salut sama beliau. Dia bisa memisahkan antara dua dunia, sipil dan militer. Padahal, itu dua karakter berbeda. Kalau di militer, disiplin yang dipakai. Kalau sipil, sopan santun yang dipakai,” kata Heru berkisah kepada Okezone.
Idjon Djanbi sempat diberdayakan di perkebunan di sekitar Cukul, Pangalengan, Bandung, Kabupaten Bandung. Bukan sesuatu yang baru bagi Idjon Djanbi, karena dirinya sejak kecil menjadi anak petani tulip di Belanda.
Saat di perkebunan, Idjon Djanbi memiliki perlakuan yang berbeda saat bertemu dengan teman-teman militernya dan teman-teman sipil di perkebunan. Sikap itulah yang membuatnya memiliki hubungan yang baik, bahkan masih dikenang masyarakat.
"Kalau sama masyarakat sekitar juga hubungannya baik. Terakhir saya ke Cukul 3 tahun lalu untuk nengok rumah yang dulu, kebetulan ada penduduk yang masih ingat bapak di situ,” katanya.
Heru mengaku pernah bertanya kepada penduduk sekitar mengenai ayahnya. Ia tak menyangka, kalau masyarakat setempat masih ingat dengan sang ayah.
Bahkan, mereka memiliki kenangan. "Saya tanya sama penduduk, dia masih ingat dengan Pak Idjon. Artinya kan dulu ada kesan tertentu. Ternyata memang dulu sering tuh, para pemetik teh di sana dikasih jas hujan sama bapak. Sama penduduk sipil, katanya penduduk situ, bapak orangnya santai, cuek, enggak ada militer-militernya sama sekali,” katanya.
Meski tetap dianggap orang asing buat pemerintah, Idjon Djanbi sudah mengubah kewarganegaraan dan menikahi wanita Indonesia.
Ia juga menjadi mualaf dan mengubah namanya dari Rokus Bernardus Visser menjadi M Idjon Djanbi. Idjon Djanbi merupakan perwira instruktur Korps Speciale Troepen (KST) atau Pasukan Khusus Belanda. Dia direkrut Panglima Komando Tentara Teritorium III/Siliwangi (kini Kodam III/Siliwangi) Kolonel Alexander Evert Kawilarang, untuk membentuk satu unit pasukan khusus.
(Arief Setyadi )