Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pilu Korban TPPO di Myanmar, Alami Penyiksaan hingga Nyaris Tewas

Irfan Ma'ruf , Jurnalis-Senin, 26 Juni 2023 |15:32 WIB
Kisah Pilu Korban TPPO di Myanmar, Alami Penyiksaan hingga Nyaris Tewas
WNI korban TPPO di Myanmar. (tangkapan layar)
A
A
A

JAKARTA - Seorang warga negara Indonesia (WNI) Panji Apriyana bersama 25 orang lainnya menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar. Mereka mengalami beragam penyiksaan hingga hampir meregang nyawa.

Peristiwa itu disampaikan Panji setelah dirinya dan 25 rekannya diselamatkan Satgas TPPO Polri dari perbudakan yang dialaminya di Myanmar. Dia mengaku tidak menyangka dapat kembali ke Indonesia setelah mengalami kekejaman para pelaku.

“Senang banget bahkan enggak nyangka kita 26 orang masih bisa diselamatkan. Senangnya enggak bisa diungkapin,” kata Panji dalam program khusus iNews, dikutip pada Senin (26/6/2023).

“Enggak nyangka kita bisa pulang ke rumah masing- masing. Di dalam pikiran, kita dijual enggak akan kita bisa pulang lagi,” tuturnya.

Rasa bahagia dapat kembali ke rumah itu disampaikan Panji setelah mengingat kembali masa-masa menjalani hari-hari penuh siksaan di Myanmar. Dia bersama 25 rekannya ditempatkan di sebuah kawasan untuk bekerja tanpa dibayar dan di bawah siksaan pada kelompok kejahatan scamming.

Panji dan rekan-rekannya yang menjadi korban TPPO dipaksa mencari minimal 30 nomor telepon warga negara Amerika dalam jangka waktu satu minggu. Jika tidak mencapai target, Panji dan rekan-rekannya akan mengalami penyiksaan mulai dari pemukulan menggunakan besi, paralon, hingga disetrum.

“Kita disiksa ala militer. Kepala di bawah paling lambat 15 menit. Tidak kehitung kita melakukan itu. Setiap Sabtu dan Minggu semua itu pasti disiksa,” katanya.

Selain sikap penyesalan, ada penyiksaan lompat katak dengan jarak dua kali putar lapangan basket dan jalan itik 10 putaran. Penyiksaan itu dialaminya setiap minggu dan terus terjadi hingga akhirnya dia dan rekan-rekannya pulang ke Indonesia.

“Ini bekas siksaan bolong di bagian tangan bulan Januari disetrum. Di perut juga, dua lubang seperti digigit ular gitu,” katanya.

Tidak hanya itu, jika Panji atau rekannya saat bekerja sempat memejamkan mata atau tertidur walau hanya satu menit langsung disiksa dengan cara dipukul atau disetrum.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement