Serangan terhadap partai tidak hanya terjadi pada NU dan Masyumi, tetapi juga dialami oleh PNI, partai yang menyasar kaum nasionalis. PNI memakai hewan banteng sebagai logo partai, mengibaratkan rakyat Indonesia yang sabar dan tidak cepat naik darah, namun sekali marah akan mengamuk tanpa ampun.
Sementara PSI (Partai Sosialis Indonesia) pimpinan Sutan Sjahrir memakai logo bintang lima segi. PSI di Jawa Tengah dan Jawa Timur memakai penafsiran takhayul Jawa, yakni mimpi kejatuhan bintang sama halnya akan mendapat rezeki.
Partai kiri PKI sebagaimana diketahui, mengunakan logo palu arit, yang merupakan lambang dari sosialisme dan komunisme. PKI memakai slogan sederhana “PNI partai priyayi, Masyumi dan NU partai santri, tetapi PKI partai rakyat”.
Pada akhirnya, PNI keluar sebagai pemenang pada Pemilu 1955, disusul oleh Masyumi, NU, PKI, dan PSSI. Sedangkan PSI berada pada urutan kedelapan, yakni di bawah perolehan suara Parkindo dan Partai Katolik.
(Rahman Asmardika)