Sutaji mengungkapkan, dia sempat ragu dan enggan menaiki lift barang tersebut, namun seorang korban lainnya memaksanya ikut untuk turun ke lantai dasar bersama-sama.
"Kami ada sembilan orang di dalam lift. Kita naik dari lantai 5, tapi pas di lantai 4 langsung jatuh," ucapnya seraya terbata-bata.
Waktu kejadian, Sutaji masih mengingat ukuran lift barang 1,5 kali 1 meter itu hanya berisi kesembilan korban pekerja bangunan.
"Isinya orang semua, gak ada barang apa-apa," tutur dia.
Lebih lanjut Sutaji menyebut, baru ikut dalam pekerjaan di lantai 5 sekolah Az Zahra tersebut pada tiga hari sebelum kejadian. Sutaji bertugas memasang kaca pada sisi outdoor sekeliling area sport center sekolah.
"Kalau yang lainnya (pekerja bangunan lain) sudah lama. Kita memang lewat lift itu udah biasa," ucapnya.
Atas kejadian tersebut, kata Sutaji, dia berharap pihak Yayasan hingga pengelolaan Sekolah Az Zahra dapat bertanggungjawab penuh atas biaya pengobatannya.
"Kalau yang meninggal saya minta supaya anaknya ditanggung sama mereka," pungkasnya.
(Awaludin)