Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Nama Jalan Kwitang Si Tuan Tanah yang Jago Bela Diri

Rina Anggraeni , Jurnalis-Sabtu, 15 Juli 2023 |09:05 WIB
Sejarah Nama Jalan Kwitang Si Tuan Tanah yang Jago Bela Diri
Ilustrasi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA- Sejarah nama jalan Kwitang si tuan tanah yang jago bela diri menarik untuk dikulik. Orang Jakarta mana yang tidak pernah mendengar nama daerah sentra buku bekas ini ini memiliki asal usulnyanya.

Sejarah nama jalan Kwitang si tuan tanah yang jago bela diri ini berasal dari Kwee Tang Kiam, yang merupakan seorang pengembara Tiongkok pedagang obat sekaligus ahli bela diri kungtao pada abad ke-17.

Keberhasilan dan keteguhan membuat Kwee menjadi perantau yang cukup sukses. Sebagian tanah yang berada di lingkungan tempat tinggalnya merupakan milik Kwee. Orang-orang Betawi kemudian menyebut wilayah tersebut dengan sebutan kampung si Kwitang.

Adapun, Wee Tang Kiam tiba pertama kalinya di Batavia pada abad ke-17 masehi dan memilih sebuah tempat di kawasan pasar Senen sebagai tempat tinggalnya.

Ilmu silat yang dimiliki oleh Kwee Tang Kiam mirip aliran Shaolin yang mengombinasikan unsur tenaga, fisik, dan kecepatan. Kehebatan ilmunya diakui masyarakat dan Jawara Betawi pada waktu itu dan ia sendiri menurunkan ilmunya kepada orang-orang Betawi yang tinggal di sekitarnya. 

Dalam hidupnya, Kwee Tang Kiam pernah berduel dengan salah satu Jawara Betawi yang bernama Bil Ali dan dikalahkan.

Walaupun kalah, antusiasme warga setempat untuk belajar dari Kwee Tang Kiam tidak pernah surut dan makin bertambah dari hari ke hari.

Kwee Tang Kiam kemudian hari memeluk agama Islam dan menetap di kampungnya sampai meninggal dunia. Salah satu muridnya terus menurunkan ilmunya kepada anak cucunya. Pada 27 September 1952, salah seorang keturunan dari murid Kwee Tang Kiam yang bernama H. Moch Zaelani melestarikan ilmu silat Kwee Tang Kiam dengan mendirikan perguruan Pencak Silat yang dinamakan “Mustika Kwitang”.

Kehebatan ilmu silat Kwitang pernah disegani dan diakui masyarakat kala itu. Saking terkenalnya, dalam novel berjudul Nyai Dasima (1896), dikisahkan Nyai Dasima dibunuh oleh seorang jago silat asal Kwitang. Di tempat ini juga berdiri perguruan Silat Mustika Kwitang yang melahirkan atlet-atlet berbakat. Mereka berkali-kali berlaga dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

Sementara itu, sejak tahun 1980, kawasan tersebut mulai dikenal engan kawasan berjualan buku bekas. Meski kini banyak pedagang buku pindah ke wilayah lain seperti Blok M Square dan Thamrin City, Kwitang masih menjadi jawara pasar buku bekas di Jakarta.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement