JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo, Yerry Tawalujan, menyoroti kasus penjualan seragam sekolah yang harganya tidak masuk akal di salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Yerry menyayangkan kasus tersebut terjadi.
"Kami menyesalkan kasus yang terjadi di salah satu SMA di Tulungagung, Jawa Timur. Harga kain seragam sekolah dijual seharga Rp 2,3 juta. Ini sangat tidak wajar dan tidak masuk akal. Walaupun ada beberapa jenis kain seragam yang dijual dengan paket harga itu, tetapi tetap di luar kewajaran. Sebab, jika dibeli di luar dengan harga pasar, pakaian seragam yang sudah jadi dan siap pakai harganya di bawah Rp200.000," ujar Yerry dalam keterangannya, Senin (24/7/2023).
Yerry menegaskan, kasus seperti ini berpotensi merusak citra pendidikan nasional.
"Kalau dulu ada yang namanya pungli atau pungutan liar. Ini sebenarnya mirip-mirip pungli. Harga kain seragam yang di- mark-up atau dinaikkan setinggi langit. Lalu oleh pihak sekolah dijual ke para murid. Tidak ada bedanya dengan pungli. Ini sangat memalukan dan mencoreng citra pendidikan nasional kita," ucap Yerry Tawalujan politisi Partai Perindo yang akan maju menjadi Calon Legislatif DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara itu.
Yerry meminta Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Tulungagung segera menertibkan pihak sekolah yang menjual seragam kemahalan tersebut. Pasalnya, kata Yerry, praktik semacam ini tak boleh terjadi.
"Pemerintah harus tertibkan hal-hal semacam ini. Kepala sekolah dari sekolah yang dimaksud perlu diberi peringatan bahkan dikenai sanksi, agar menjadi pembelajaran untuk sekolah yang lain," ujarnya.
Selain itum, Yerry meminta kementerian terkait untuk memantau dan menertibkan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia agar tidak melakukan praktik seperti ini.