Namun, setelah dua abad dan banyak Perang Salib ke Tanah Suci, keinginan kaum Kristen untuk melakukan perjalanan jauh mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh perjuangan yang dihadapi umat Kristen dalam berperang di Tanah Suci dan sifat bolak-balik konflik yang terkait dengan Perang Salib.
Sepanjang Perang Salib, Tanah Suci berpindah tangan berkali-kali ketika peradaban Muslim berjuang untuk menguasai wilayah-wilayah penting.
Aspek lain yang memicu berakhirnya perang ini adalah berkurangnya dukungan dari Gereja Katolik Roma pada Perang Salib selanjutnya. Dalam lima Perang Salib pertama, Gereja Katolik memainkan peran penting dalam setiap terjadinya perang. Seperti contohnya, seruan perang pertama kali yang dilakukan dalam pidato yang disampaikan Paus Urbanus II.
Namun, setelah Perang Salib kelima, Gereja Katolik tidak lagi secara resmi mendukung Perang Salib. Sedangkan empat Perang Salib lainnya didukung dan diorganisir oleh para pemimpin Eropa.
Pada akhirnya, perang ini dinyatakan berakhir saat terjadinya Perang Salib kesembilan. Meskipun ada seruan untuk lebih banyak perang salib setelah peristiwa Perang Salib Kesembilan, namun nyatanya hal ini tidak pernah terwujud. Orang Kristen Eropa perlahan kehilangan kendali atas Tanah Suci.