Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perawat AS dan Anaknya Diculik di Haiti, Deplu AS Lakukan Kontak Rutin dengan Otoritas Terkait

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 31 Juli 2023 |15:47 WIB
Perawat AS dan Anaknya Diculik di Haiti, Deplu AS Lakukan Kontak Rutin dengan Otoritas Terkait
Perawat AS dan anaknya diculik di Haiti (Foto: Reuters)
A
A
A

HAITI - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan telah mengetahui laporan tentang seorang perawat dan anaknya telah diculik di Haiti.

Deplu AS langsung melakukan "kontak rutin" dengan otoritas Haiti.

Menurut badan amal Kristen tempat dia bekerja, El Roi Haiti dalam sebuah pernyataan, Alix Dorsainvil sedang bekerja di pelayanan masyarakat dekat Port-au-Prince ketika dia ditangkap.

Dorsainvil diketahui adalah istri direktur dan pendiri El Roi Haiti, Sandro Dorsainvil. Usia dan jenis kelamin anak tidak diketahui.

"Alix adalah orang yang sangat penyayang dan penyayang yang menganggap Haiti sebagai rumahnya dan orang Haiti sebagai teman dan keluarganya," tambah pernyataan dari El Roi Haiti.

Badan amal itu juga mengatakan pihaknya sedang bekerja untuk mengamankan kembalinya pasangan itu dengan aman.

Pejabat di Haiti telah mengimbau masyarakat internasional untuk membantu memutus cengkeraman geng bersenjata di negara itu.

Insiden itu terjadi beberapa hari setelah AS mengeluarkan peringatan tingkat empat "jangan bepergian" karena penculikan, kejahatan, kerusuhan sipil, dan 'infrastruktur perawatan kesehatan yang buruk' di pulau itu.

Departemen Luar Negeri AS memerintahkan semua pegawai pemerintah non-darurat dan anggota keluarga mereka untuk meninggalkan Haiti.

Negara termiskin di AS itu mengalami krisis politik sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 2021.

Geng menguasai sekitar 80 persen ibu kota, dan kejahatan kekerasan seperti penculikan dan perampokan bersenjata adalah hal biasa.

Awal bulan ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyerukan pembentukan pasukan multinasional untuk Haiti.

Kenya telah menawarkan untuk memimpin, dengan menawarkan 1.000 petugas polisi untuk membantu melatih penegak hukum setempat.

Misi apa pun akan tunduk pada mandat dari Dewan Keamanan PBB, dan otorisasi resmi dari otoritas Kenya.

Menteri Luar Negeri Kenya Alfred Mutua mengatakan setiap tugas pasukan multinasional potensial adalah untuk menstabilkan situasi di lapangan dan memberdayakan otoritas lokal, karena rakyat Haiti telah "cukup menderita".

Berbicara kepada program Newshour BBC pada Minggu (30/7/2023), dia menambahkan tujuan utama Kenya adalah melatih polisi Haiti untuk membantu mengurangi kekerasan dan memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau warga sipil yang "disandera oleh geng".

"Kami telah memutuskan untuk memimpin proses ini karena kami tidak ingin menunggu orang lain," terangnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement