Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perjalanan Spiritual Mbah Moen, Ulama Kharismatik yang Jasadnya Utuh Usai Dimakamkan 4 Tahun

Arief Setyadi , Jurnalis-Selasa, 01 Agustus 2023 |07:04 WIB
Perjalanan Spiritual Mbah Moen, Ulama Kharismatik yang Jasadnya Utuh Usai Dimakamkan 4 Tahun
KH Maimoen Zubair (Foto: Ist)
A
A
A

Mbah Moen menikah pada usia 25 tahun. Setelah menikah sosok yang dikenal sangat sederhana itu menjadi Kepala Pasar Sarang selama 10 tahun.

Mbah Moen adalah insan yang lahir dari gesekan permata dan intan. Dari ayahnya, Kiai Maimoen meneladani ketegasan dan keteguhan, sementara dari kakeknya meneladani rasa kasih sayang dan kedermawanan. Kasih sayang terkadang merontokkan ketegasan, rendah hati seringkali berseberangan dengan ketegasan.

Dalam pribadi Mbah Moen, semua itu selaras dan seimbang. Kerasnya kehidupan pesisir Kecamatan Sarang, Rembang tidak membuat sikap Mbah Moen ikut mengeras. Justru Mbah Moen menunjukkan sikap sebaliknya.

Mbah Moen menunjukkan sikap yang sopan kepada yang lebih muda. Ia adalah gambaran sempurna dari pribadi yang santun dan matang.

Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau yang hidup dalam tradisi pesantren diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri.

Mbah Moen muda membuktikan bahwa ilmu tidak harus menyulap pemiliknya menjadi tinggi hati ataupun ekslusif dibanding yang lainnya. Pada 1965 Mbah Moen mengabdikan diri untuk berkhidmat pada ilmu-ilmu agama.

Hal itu diiringi dengan berdirinya pesantren yang berada di sisi kediamannya. Pesantren yang sekarang dikenal dengan nama Al-Anwar. Satu dari sekian pesantren yang ada di Sarang. Keharuman nama dan kebesaran beliau sudah tidak bisa dibatasi lagi dengan peta geografis.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement