MAALAEA - Jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan Maui meningkat menjadi 80 pada Jumat, (11/8/2023) ketika tim pencari menyisir reruntuhan Lahaina yang membara. Kebakaran itu menjadi bencana alam paling mematikan dalam sejarah negara bagian tersebut, melewati tsunami yang menewaskan 61 orang pada 1960, setahun setelah Hawaii bergabung dengan Amerika Serikat (AS).
Para pejabat telah memperingatkan bahwa tim pencari masih dapat menemukan lebih banyak korban tewas akibat kebakaran yang membakar 1.000 bangunan dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Kemungkinan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan miliaran dolar untuk membangun kembali daerah tersebut.
"Tidak ada yang memasuki salah satu dari struktur yang telah terbakar ini dan sayangnya di situlah kami mengantisipasi bahwa jumlah korban tewas akan meningkat secara signifikan," kata Senator AS Brian Schatz dari Hawaii kepada MSNBC.
Dalam pernyataan larut malam, yang dilansir Reuters, Maui County mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 80 orang.
Api di Lahaina yang menyebar dari semak belukar ke kota masih menyala tetapi 85% dapat diatasi, kata pernyataan dari county itu sebelumnya. Dua kebakaran hutan lainnya di pulau itu 80% dan 50% terkendali.
Tiga hari setelah bencana, masih belum jelas apakah beberapa warga telah menerima peringatan sebelum api melahap rumah mereka.
Pulau itu memiliki sirene darurat yang dimaksudkan untuk memperingatkan bencana alam dan ancaman lainnya, tetapi tampaknya tidak terdengar selama kebakaran.
"Saya mengizinkan tinjauan komprehensif pagi ini untuk memastikan bahwa kami tahu persis apa yang terjadi dan kapan," kata Gubernur Hawaii Josh Green kepada CNN, merujuk pada sirene peringatan.
Pejabat belum memberikan gambaran rinci tentang pemberitahuan apa yang dikirim, dan apakah itu dilakukan melalui pesan teks, email atau panggilan telepon.
Green menggambarkan banyak tantangan simultan, dengan telekomunikasi mati dan petugas pemadam kebakaran berkonsentrasi pada kebakaran hutan besar lainnya ketika ancaman terbesar bagi Lahaina muncul.
Bagaimanapun, dia berkata, "Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mengetahui bagaimana melindungi orang-orang kami di masa depan."
Pejabat county mulai mengizinkan penduduk Lahaina kembali ke rumah mereka pada Jumat, meskipun sebagian besar sisi barat Maui tetap tanpa listrik dan air.
Namun kemacetan panjang di Jalan Raya Kuihelani merangkak berhenti setelah kecelakaan menewaskan seorang pejalan kaki dan membuat petugas menutup jalan raya di kedua arah.
Polisi membarikade Lahaina tengah ketika pejabat kesehatan memperingatkan daerah yang terbakar sangat beracun dan menghirup debu dan partikel udara berbahaya.
"Titik panas masih ada dan disarankan memakai masker dan sarung tangan," kata Maui County dalam sebuah pernyataan.
(Rahman Asmardika)