ROMA - Seorang kurir Italia pingsan dan meninggal saat bekerja di kota La Spezia di tengah suhu panas yang melanda Negeri Piza itu. Organisasi serikat pekerja nasional UIL - Serikat Buruh Italia – mengatakan tidak dapat mengesampingkan bahwa kematian kurir, yang namanya tak disebutkan itu, disebabkan karena panas, karena suhu di kota yang dilaporkan mendekati 30°C.
Pekerja tersebut, menurut laporan, pingsan setelah mengirimkan paket di rumah yang sama tempat dia melakukan pengiriman terakhirnya pada Senin, (14/8/2023) sekira pukul 13:30, waktu terpanas hari itu.
"Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pengiriman ke rumah telah meledak, waktunya tidak menentu dan tidak memperhatikan kesejahteraan pekerja," demikian catatan yang dibagikan oleh Sekretaris Transportasi UIL Giovanni Ciaccio dengan kantor berita Italia ANSA.
“Pengusaha selalu mencari produktivitas lebih dari pekerja, tanpa mempertimbangkan faktor manusia, usia pekerja, kondisi cuaca dan panas yang menyengat. Kita perlu turun tangan sebelum terlambat, mengurangi jam kerja dan beban yang dipikul pekerja, karena itu tidak mungkin untuk mempertahankan ritme yang terpaksa mereka kerjakan selama bertahun-tahun."
Pekerja yang identitasnya dirahasiakan ke publik itu adalah karyawan sebuah perusahaan pengiriman yang bertindak atas nama SDA Italia. Perusahaan mengatakan mereka siap untuk menghidupi keluarganya, demikian dilaporkan Euronews.
Panas ekstrem yang melanda sebagian besar Eropa musim panas ini, terutama di bagian selatan benua, dapat dikaitkan dengan dampak perubahan iklim yang menghancurkan, yang diperkirakan akan membawa musim panas yang semakin panas.
Eropa khususnya telah memanas dua kali lebih cepat dari rata-rata global sejak 1980-an, menurut laporan baru-baru ini oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan jaringan Copernicus Eropa.
Tubuh manusia memiliki suhu kritis atas dimana itu mulai tidak berfungsi dan menderita tekanan panas, suatu kondisi yang dapat menyebabkan gejala yang lebih serius dan, dalam kasus yang paling parah, kematian.
Banyak negara di Eropa tertinggal dalam hal memperkenalkan peraturan keselamatan panas untuk pekerjanya, termasuk Italia.
Temperatur yang melonjak di Eropa telah meningkatkan peringatan bagi para pekerja serta para tunawisma, yang menurut badan amal berisiko terkena penyakit yang mengancam jiwa.
(Rahman Asmardika)