PYONGYANG – Menteri Pertahanan Korea Utara Kang Sun-nam pada Kamis (24/8/2023) mengatakan dengan mendukung pengiriman jet tempur canggih Barat ke Ukraina, Amerika Serikat (AS) berisiko memicu kebuntuan nuklir besar-besaran.
Menurut kantor berita KCNA, sang menteri berargumentasi bahwa krisis Ukraina adalah produk tak terelakkan dari ambisi hegemonik AS, yang telah menjadikan Rusia sebagai “musuh utama” sekaligus melanggar kepentingan keamanan strategis Moskow dan mendorong sekutu-sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk melakukan hal yang sama yakni melakukan ancaman militer tanpa henti.
Kang melanjutkan dengan mengatakan bahwa Washington mendorong krisis Ukraina ke ambang perang nuklir global dengan menyerahkan jet tempur F-16 kepada rezim boneka (Presiden Ukraina Velodymyr Zelensky).
Pada saat yang sama, Menteri Pertahanan Korea Utara menyatakan dukungannya terhadap apa yang disebutnya sebagai upaya Moskow untuk mendapatkan keadilan dan upayanya untuk “membela hak kedaulatan negara.”
Ukraina telah meminta negara-negara Barat untuk menyediakan jet F-16 selama berbulan-bulan, dengan alasan bahwa hal itu diperlukan untuk melawan kekuatan udara Rusia. Akibatnya, pada Mei lalu, Inggris dan Belanda mengumumkan ‘koalisi internasional’ yang terdiri dari 11 negara untuk membantu pengadaan F-16 untuk Kiev dan melatih pilot Ukraina.
Meskipun AS belum berjanji untuk mengirim F-16 ke Ukraina, AS telah memberi wewenang kepada beberapa negara NATO untuk melakukannya, dengan Belanda dan Denmark berkomitmen untuk mengirimkannya.