Sejarawan Prancis George Coedes tidak memberikan ulasan tentang identifikasi Pu-chia-lung dengan Pekalongan, namun sebenarnya ia menerima pendapat tersebut mengenai identiknya Pu-chia-lung dengan Pekalongan. Menurut G. Coedés, Chau Ju-kua menyebut nama Shepo, yang katanya sama dengan Pu-chia-lung atau Pekalongan, sebagai keterangan yang dikutipnya dari karya Ling- wai-tai-ta.
Tetapi bagi Slamet Muljana dan beberapa sejarawan Indonesia lainnya kala itu masih memunculkan perdebatan mengenai kebenaran identifikasi Pekalongan yang menjadi rujukan kata Pu-chia-lung. Sebab, identifikasi Pu- chia-lung dengan Pekalongan semata-mata didasarkan atas kemiripan bunyi.
Kedua, pada abad 12 dan 13, Pekalongan tidak memegang peranan penting. Pada waktu itu, administrasi pemerintahan telah dipindahkan ke Jawa Timur. Pada uraian tentang Pu-chia-lung juga dikatakan bahwa kemudian negara itu disebut Sukitan terletak di Jawa Timur.
Kemudian, dikatakan bahwa kerajaan itu pada tahun 992 bersengketa dengan San-fo-tsi (Suwarnabhumi). Jadi yang bersengketa dengan San-fo-tsi bukan Pekalongan, tetapi kerajaan Jawa Timur pada zaman pemerintahan Raja Dharmawangsa. Alasan terakhir saat Pada abad 12 dan 13, di Jawa Tengah, tidak ada kerajaan besar.
(Awaludin)