Nguema, mantan pengawal Omar Bongo, dengan cepat diangkat sebagai pemimpin transisi.
Dia dilantik sebagai presiden sementara pada Senin (4/9/2023) di tengah parade militer dan sorak sorai dari pendukung sipilnya.
Media lokal melaporkan menjelang pengambilan sumpahnya, Nguema menyetujui pembukaan kembali perbatasan Gabon dan bertemu dengan para pemimpin politik untuk membahas isu-isu seputar reformasi dan kemungkinan masa transisi.
Belum diketahui berapa lama Nguema akan mempertahankan kekuasaannya. Reuters melaporkan dia sebelumnya mengatakan negaranya tidak akan terburu-buru mengadakan pemilu baru untuk menghindari terulangnya kesalahan masa lalu.
Sebuah platform partai oposisi di negara tersebut mendesak junta untuk melanjutkan proses pemilu dan menyelesaikan penghitungan suara untuk membuka jalan menuju kemenangan bagi pemimpin oposisi Albert Ondo Ossa, yang menjadi runner up dalam pemilu yang dibatalkan.
Terdapat sembilan kudeta dalam tiga tahun terakhir di bekas jajahan Perancis – Mali, Guinea, Burkina Faso, Chad, Niger, Tunisia dan sekarang Gabon – yang telah merusak kemajuan demokrasi dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak warga Gabon memandang kudeta Bongo sebagai kemenangan besar bagi warga negara yang kaya minyak namun miskin tersebut.
(Susi Susanti)