Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Banjir Dahsyat Libya, Tim Penyelamat Berjuang Evakuasi Jenazah Korban yang Tersapu ke Laut

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 13 September 2023 |07:00 WIB
Banjir Dahsyat Libya, Tim Penyelamat Berjuang Evakuasi Jenazah Korban yang Tersapu ke Laut
Banjir dahsyat Libya, tim penyelamat berjuang evakuasi jenazah korban (Foto: AFP)
A
A
A

Dia menambahkan bahwa satu-satunya rumah sakit di Derna tidak bisa lagi menerima pasien karena “ada lebih dari 700 jenazah menunggu di rumah sakit dan jumlahnya tidak sebesar itu.”

Libya berada dalam kekacauan politik sejak penguasa lama Kolonel Muammar Khadafi digulingkan dan dibunuh pada 2011. Hal ini menyebabkan negara kaya minyak itu terpecah menjadi pemerintahan sementara yang diakui secara internasional dan beroperasi dari ibu kota, Tripoli, dan pemerintahan lain di timur.

Jurnalis Libya Abdulkader Assad mengatakan kebingungan seputar hal ini menghambat upaya penyelamatan.

"Ada orang-orang yang menjanjikan bantuan tetapi bantuannya tidak kunjung datang," katanya kepada BBC.

“Tidak ada tim penyelamat, tidak ada penyelamat terlatih di Libya. Segala sesuatu selama 12 tahun terakhir adalah tentang perang,” ungkapnya.

Meski terjadi perpecahan, pemerintah di Tripoli telah mengirimkan sebuah pesawat yang membawa 14 ton pasokan medis, kantong jenazah, dan lebih dari 80 dokter dan paramedis.

Brian Lander, Wakil direktur keadaan darurat di Program Pangan Dunia Perserikatan Banga-Bangsa (PBB), mengatakan organisasi tersebut memiliki persediaan makanan untuk 5.000 keluarga.

Derna, sekitar 250 km sebelah timur Benghazi di sepanjang pantai, dikelilingi oleh perbukitan di dekatnya di wilayah subur Jabal Akhdar.

Kota ini pernah menjadi tempat militan dari kelompok ISIS membangun kehadirannya di Libya, setelah jatuhnya Khadafi. Beberapa tahun kemudian mereka diusir oleh Tentara Nasional Libya (LNA), pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar yang bersekutu dengan pemerintahan timur.

Jenderal yang berkuasa itu mengatakan para pejabat di wilayah timur saat ini sedang menilai kerusakan yang disebabkan oleh banjir sehingga jalan-jalan dapat dibangun kembali dan aliran listrik dipulihkan untuk membantu upaya penyelamatan.

Situs berita terkemuka Libya, Al-Wasat, menyatakan bahwa kegagalan dalam membangun kembali dan memelihara infrastruktur di Derna setelah konflik bertahun-tahun merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian.

“Kekacauan keamanan dan kelalaian pemerintah Libya dalam melakukan pemantauan ketat terhadap langkah-langkah keamanan [bendungan] menyebabkan bencana tersebut,” kata pakar ekonomi Mohammed Ahmed yang dikutip oleh media tersebut.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement