Dia mengatakan kepada program Newshour BBC bahwa runtuhnya bendungan itu terdengar "seperti serangan udara".
“Airnya sekarang sudah surut dan yang tersisa hanya puing-puing, dan orang-orang yang terbawa banjir ada di bawah air,” ujarnya.
Menurut Federasi Sepak Bola Libya (LFF), sejumlah pesepakbola elit telah meninggal,
Mereka merilis nama empat pemain yang terbunuh. Yakni Shaheen Al-Jamil, Monder Sadaqa dan saudara laki-laki Saleh Sasi dan Ayoub Sasi.
Kota Soussa, Al-Marj dan Misrata juga terkena dampak badai yang terjadi pada Minggu (10/9/2023).
Libya berada dalam kekacauan politik sejak penguasa lama Kolonel Muammar Khadafi digulingkan dan dibunuh pada 2011. Hal ini menyebabkan negara kaya minyak itu terpecah menjadi pemerintahan sementara yang diakui secara internasional dan beroperasi dari ibu kota, Tripoli, dan pemerintahan lain di timur.
Meski terjadi perpecahan, pemerintah di Tripoli telah mengirimkan pasokan medis, kantong jenazah, dokter, dan paramedis.
(Susi Susanti)