AZERBAIJAN - Pejuang etnis Armenia di Nagorno-Karabakh setuju untuk meletakkan senjata mereka setelah Azerbaijan melancarkan serangan militer singkat namun berdarah pada Selasa (19/9/2023). Hal ini memberikan dorongan kepada Azerbaijan ketika negara tersebut berupaya untuk menguasai daerah kantong tersebut.
Apakah hal ini akan membawa perdamaian abadi masih belum jelas. Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali terkait Nagorno-Karabakh sejak runtuhnya Uni Soviet.
Gejolak tersebut – yang menurut pihak berwenang setempat menewaskan ratusan orang – mengkhawatirkan komunitas internasional dan menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan Rusia untuk mempertahankan peran jangka panjangnya sebagai perantara kekuasaan di wilayah tersebut.
Apa itu Nagorno-Karabakh?
Nagorno-Karabakh, yang dikenal sebagai Artsakh bagi orang Armenia, adalah wilayah yang terkurung daratan di Pegunungan Kaukasus dan terletak di dalam perbatasan Azerbaijan. Negara ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi merupakan rumah bagi sekitar 120.000 etnis Armenia, yang merupakan mayoritas penduduknya dan menolak pemerintahan Azerbaijan.
Wilayah ini mempunyai pemerintahan de facto sendiri yang didukung oleh Armenia, namun tidak diakui secara resmi oleh Armenia atau negara lain mana pun.
Di bawah Uni Soviet, yang mana Azerbaijan dan Armenia merupakan mantan anggotanya, Nagorno-Karabakh menjadi daerah otonom di republik Azerbaijan pada 1923.