Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Soekarno Murka pada Pemberontakan PKI Madiun, Ibaratkan Muso Bisul yang Harus Dibasmi

Solichan Arif , Jurnalis-Jum'at, 22 September 2023 |10:48 WIB
Kisah Soekarno Murka pada Pemberontakan PKI Madiun, Ibaratkan Muso Bisul yang Harus Dibasmi
Soekarno (Foto: Istimewa)
A
A
A

MADIUN - Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pada 18 September 1948 membuat Presiden Soekarno murka. Orang-orang PKI dianggapnya telah melakukan pengkhianatan. Apalagi pemberontakan terjadi di saat bangsa Indonesia tengah sibuk menghadapi serangan kolonialisme Belanda.

Pemberontakan yang menelan banyak korban jiwa itu dipimpin Musso atau Munawar Muso dan Amir Sjarifuddin bekas perdana menteri dan menteri pertahanan RI.

Meski pemberontakan Madiun berhasil dipadamkan dengan cepat, kemarahan Bung Karno khususnya terhadap Muso, masih membara.

 BACA JUGA:

SK Trimurti dalam buku SK Trimurti Pejuang Perempuan Indonesia (2016) menyebut Bung Karno mengibaratkan Muso sebagai penyakit bisul yang ketika cepat disembuhkan, kondisi akan semakin baik.

Soekarno mengungkapkan hal itu dalam pidatonya pada 1 Oktober 1948 atau sekitar 12 hari pasca Pemberontakan PKI Madiun.

“Penyakit PKI Muso harus segera dibasmi dari tubuh bangsa. Alangkah besarnya bencana yang mereka telah datangkan. Kesatuan negara telah dikhianati olehnya, nama republik mereka cemarkan di mata dunia, kerusakan material mereka adakan di mana-mana, kerusakan moral mereka lakukan dengan tidak mengindahkan peri kemanusiaan," kata Bung Karno.

 BACA JUGA:

Bung Karno juga menyebut Muso dengan pemberontakan PKI Madiunnya sama halnya mempermainkan kemerdekaan Indonesia.

“PKI Muso mempermainkan kemerdekaan dan akan menyelundupkan di dalam kemerdekaan: diktator dengan melakukan pembunuhan, menjalankan teror dan merampas kemerdekaan,” tambah Bung Karno.

Soekarno juga murka kepada Amir Sjarifuddin. “Amir itu maunya apa? What will die Amir touch,” tanya Bung Karno, dan direspons Bung Hatta, “Sekarang soalnya adalah soal hidup atau mati. Er op or er onder”.

Pasca peristiwa pemberontakan Madiun 1948, pemerintahan Soekarno melalui tentara langsung melakukan bersih-bersih. Operasi pembersihan orang-orang PKI dan mereka yang terlibat, dipimpin langsung oleh Kolonel Gatot Subroto.

Yang pertama diumumkan TNI adalah berhasil menguasai Madiun. Keamanan di Madiun dan sekitarnya berhasil dikembalikan. Radio Republik Indonesia (RRI) yang sempat dikuasai PKI Muso, juga berhasil direbut kembali.

Gatot Subroto memerintahkan semua perwira, bintara dan prajurit untuk memburu terus mereka semua yang terlibat dalam pemberontakan PKI Madiun. Sasaran utamanya adalah wilayah Purwodadi, Pacitan, Ponorogo dan Madiun.

“Sementara itu diduga Muso melarikan diri ke Dungus, wilayah Tenggara Madiun dan Amir Sjarifuddin melarikan diri ke Pacitan”.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement