Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gunakan 128 Prosesor Komputer, Peneliti Jawab Pertanyaan Tentang Penyebab Kepunahan Dinosaurus

Serli Utari Dewi , Jurnalis-Senin, 02 Oktober 2023 |12:53 WIB
Gunakan 128 Prosesor Komputer, Peneliti Jawab Pertanyaan Tentang Penyebab Kepunahan Dinosaurus
Ilustrasi.
A
A
A

SEBUAH analisis baru yang dilakukan di Dartmouth, Inggris dengan memanfaatkan 128 prosesor komputer, yang bekerja secara bersamaan menghasilkan simulasi, yang oleh dua peneliti dianggap sebagai penjelasan terbaik untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.

 BACA JUGA:

Brenhin Keller dan Alexander Cox, dua ahli geologi dari Dartmouth College mengambil kesimpulan dari jutaan simulasi yang dihasilkan komputer. Mereka berpendapat bahwa kematian dan kepunahan dinosaurus jutaan tahun lalu disebabkan oleh gas.

Sebagian besar studi bermula dari asumsi bahwa kepunahan massal yang terjadi 66 juta tahun lalu disebabkan oleh tumbukan asteroid atau letusan gunung berapi. Namun, Keller dan Cox, ingin studi mereka sebisa mungkin tidak dipengaruhi bias manusia sehingga mereka beralih menggunakan pemodelan komputer, demikian dilansir Sputnik.

Untuk inputnya, mereka meneliti inti silinder dari sedimen yang di bor dari dasar laut. Lapisan bumi tersebut dipenuhi mikroorganisme, yang disebut foraminifera, memberikan petunjuk tentang kesamaan laut dari waktu ke waktu dan jumlah karbon dan sulfur dioksida di lingkungan.

Kedua gas tersebut diduga berperan pada musnahnya dinosaurus dan 75% seluruh kehidupan di bumi. Namun, para ilmuwan masih memperdebatkan apakah kedua gas tersebut akibat dari serangan asteroid atau serangkaian letusan gunung berapi.

Keller dan Cox melakukan simulasi skenario yang berbeda, mereka melakukan model satistik rantai Markov Monte Carlo untuk menghitung probabilitas berdasarkan bukti yang diambil dari inti tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement