LONDON - Mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengklaim bahwa Kiev berhasil dalam serangan balasannya. Namun untuk “menyelesaikan tugasnya” Presiden Vladimir Zelensky harus mengerahkan lebih banyak generasi muda Ukraina ke dalam pertempuran. Sedangkan tugas Barat harus terus memberi mereka senjata untuk mengalahkan Rusia.
Sepanjang musim panas, pasukan Kiev gagal memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan dan menderita banyak korban ketika mencoba menerobos pertahanan Rusia, yang terdiri dari ladang ranjau yang luas, serta artileri berat dan kawanan drone. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, jumlah prajurit Ukraina yang tewas sejak dimulainya serangan balasan telah melampaui 83.000 orang.
Namun Wallace percaya bahwa pelan tapi pasti pasukan Ukraina telah mengadaptasi taktik, menyerap pelajaran, dan memanfaatkan peralatan yang kita miliki sebaik-baiknya. Dia juga mengatakan bahwa kemenangan Kiev akan segera terjadi selama pemerintah memainkan peran mereka.
“Usia rata-rata prajurit di garis depan adalah di atas 40 tahun. Saya memahami keinginan Presiden Zelensky untuk melestarikan generasi muda untuk masa depan. TapI seperti yang dilakukan Inggris pada 1939 dan 1941, mungkin inilah saatnya untuk menilai kembali skala mobilisasi Ukraina,” tulis Wallace dalam opini yang diterbitkan The Telegraph pada Minggu (1/10/2023).
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan bahwa banyak korban jiwa adalah akibat dari tindakan Kiev yang melemparkan tentara yang tidak terlatih ke dalam serangan dan pembantaian yang tidak masuk akal. Dia menambahkan bahwa tindakan sinis yang dilakukan Barat dan antek-antek mereka di Kiev hanya mendorong Ukraina menuju kehancuran diri sendiri.
Pada Juli lalu, Wallace menyebut Ukraina sebagai “lab pertempuran” bagi militer Inggris dalam laporannya ke parlemen.
“Janganlah kita berhenti sejenak pada satu hari pun,” ujarnya, pda Minggu (1/10/2023).
“Dunia sedang mengamati apakah negara-negara Barat mempunyai tekad untuk membela nilai-nilai kita dan sistem berbasis aturan. Apa yang kami lakukan sekarang untuk Ukraina akan menentukan arah keamanan kami di tahun-tahun mendatang,” lanjutnya.
Mobilisasi di Ukraina telah berlangsung sejak awal konflik dan mengalami kesulitan akhir-akhir ini. Skandal yang melibatkan kepala wajib militer mendorong Zelensky untuk mengumumkan pada Agustus bahwa ia memecat semua kepala wajib militer regional.
Pemerintah Ukraina telah melonggarkan standar kelayakan untuk merekrut orang, dan menyatakan bahwa orang-orang dengan gangguan mental dan fisik tertentu layak untuk bertugas. Kiev melarang laki-laki berusia antara 18 dan 60 tahun meninggalkan negaranya segera setelah peluncuran operasi militer Rusia, dan baru-baru ini memerintahkan petugas medis dan apoteker perempuan untuk mendaftar untuk kemungkinan wajib militer.
Sementara itu, pimpinan militer Rusia tidak memiliki rencana untuk melakukan mobilisasi karena kebutuhannya saat ini dipenuhi oleh anggota militer karir.
Termasuk mereka yang secara sukarela berperang di Ukraina. Presiden Vladimir Putin melaporkan awal bulan ini bahwa sekitar 300.000 orang telah mendaftar menjadi tentara Rusia pada tahun ini saja.
(Susi Susanti)