Nama Resimen Tjakrabirawa diambil dari nama senjata pamungkas milik salah satu tokoh pewayangan, Batara Kresna. Mereka direkrut dari bekas pasukan Raider Angkatan Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Brigade Mobil diberi nama Batalyon KK (Kawal Kehomatan), dengan nomor urut I sampai IV.
Cakrabirawa dalam dunia pewayangan merupakan senjata pamungkas milik Prabu Kresna yang jika dilepaskan bisa menyebabkan malapetaka yang dahsyat bagi musuhnya.
Dalam otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno mengungkapkan, pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3.000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata. Setiap anggota Cakrabirawa berasal dari pasukan yang andal. Umumnya mereka berlatar belakang pejuang gerilya yang menonjol.
Batalyon I dan II bertugas di Jakarta dan Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor, Cipanas (Cianjur), Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali). Lantaran penugasan tersebut, Markas Batalyon I KK berada di Jalan Tanah Abang (kini Markas Paspampres) dan Batalyon II menempati asrama Kwini (sekarang ditempati Marinir angkatan Laut).
Pada zaman pemerintahan Presiden Suharto, resimen Tjakrabirawa dibubarkan dan anggotanya dipulangkan menyusul adanya pemberontakan G30SPKI. Banyak anggota Resimen Tjakrabirawa terinflitrasi oleh PKI.
Namun, kemudian dibentuk kembali dan diubah namanya menjadi Paswalpres atau Pasukan Pengawal Presiden hingga kemudian menjadi Paspampres.
(Arief Setyadi )