IRLANDIA - Taoiseach atau Perdana Menteri (PM) Irlandia Leo Varadkar mengatakan Israel tidak memiliki hak untuk terlibat dalam hukuman kolektif di Jalur Gaza. Dia juga menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Namun dia memperingatkan tindakan yang menyebabkan kegagalan satu-satunya pembangkit listrik yang beroperasi di Gaza dapat “melanggar hukum kemanusiaan internasional”.
“Bagi saya, ini sama saja dengan hukuman kolektif. Pemutusan aliran listrik, penghentian pasokan bahan bakar dan pasokan air, bukanlah hal yang seharusnya dilakukan oleh negara demokratis yang terhormat,” terangnya, dikutip BBC.
Dia mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah Irlandia, RTÉ bahwa Israel adalah negara yang dikelilingi oleh musuh, kelompok biadab yang brutal seperti Hamas dan Hizbullah, negara-negara seperti Iran, yang sering kali didukung oleh fundamentalis Islam dan antisemit di seluruh dunia.
“Jadi Israel berada di bawah ancaman. Mereka memang punya hak untuk membela diri, tapi mereka tidak punya hak untuk melanggar hukum kemanusiaan internasional,” lanjutnya.
Varadkar juga menekankan pentingnya pembukaan koridor kemanusiaan agar bantuan dapat menjangkau warga Palestina.
Seperti diketahui, Israel melakukan serangan udara dengan menggempur kantong padat penduduk di Gaza. Serangan ini dilakukan sebagai serangan balasan atas serangan 5.000 roket yang ditembakkan Hamas ke Israel.
Jet tempur Israel dilaporkan menargetkan jaringan bawah tanah yang dibangun dan dihuni para pejuang Hamas.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Kamis (12/10/2023) mengatakan setidaknya 1.203 warga Palestina telah tewas dan 5.763 lainnya terluka sejak pemboman Israel di Gaza dimulai pada Sabtu (7/10/2023).
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina mengatakan lebih dari 338.000 orang telah mengungsi. Sebagian besar berlindung di rumah sakit dan sekolah-sekolah PBB.
Sementara itu, Israel secara bertahap mengumumkan jumlah korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat Operasi adai Al-Aqsa.
(Susi Susanti)