Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keluarga Gaza Ceritakan Perjalanan Penuh Putus Asa ke Perbatasan Demi Selamatkan Diri dari Serangan Israel

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 25 Oktober 2023 |13:53 WIB
Keluarga Gaza Ceritakan Perjalanan Penuh Putus Asa ke Perbatasan Demi Selamatkan Diri dari Serangan Israel
Cerita keluarga Gaza yang putus asa mencapai perbatasan demi selamatkan diri (Foto: BBC)
A
A
A

GAZA – Ayah empat anak di Gaza menceritakan upaya putus asa keluarganya yang berulang kali mencapai perbatasan dengan Mesir dengan harapan bisa melarikan diri ke tempat yang aman.

Emad Abuaassi melarikan diri dari utara bersama istri dan anak-anaknya saat serangan udara Israel dimulai.

Dalam pesan suara yang dikirim ke BBC, Abuaassi mengatakan mereka sia-sia mencoba melintasi penyeberangan Rafah yang tertutup, berkendara dengan roket terbang di atasnya.

“Setiap kali kami pergi ke sana, kami hanya menderita,” katanya.

"Saya tidak bisa menjelaskan lagi bagaimana keadaannya. Benar-benar bencana. Saya belum pernah melihat atau mengalami hal seperti ini sepanjang hidup kami,” lanjutnya.

Keluarga tersebut pindah dari Blackpool di Lancashire ke Jalur Gaza, tempat anggota keluarga Abuaassi masih tinggal, kurang dari setahun yang lalu. Istri dan anak-anaknya memiliki paspor Inggris.

Sejak melarikan diri ke utara, mereka tinggal di flat saudara laki-laki Abuassi di kota Khan Younis.

Masih sekitar delapan mil dari penyeberangan Rafah, dia menceritakan bagaimana keluarga tersebut melakukan “empat atau lima” perjalanan berbahaya untuk sampai ke sana dengan harapan diizinkan untuk menyeberang.

“Bagian yang berbahaya adalah mencapai perbatasan. Dan yang berbahaya lagi adalah pulang dari perbatasan,” katanya.

“Setiap kali kami pergi ke sana, kami menderita. Sepanjang hari di bawah sinar matahari dan roket terbang di atas kepala kami,” ujarnya.

“Saya tidak ingin pergi kecuali kita tahu pasti bahwa perbatasannya terbuka,” terangnya.

Berbicara pada Senin (23/10/2023), istri Abuaassi, Stephanie, menceritakan soal tidak ada tempat yang aman.

Kini sudah hampir tiga minggu sejak Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, yang menewaskan 1.400 orang.

Israel membalas dengan pengeboman hebat yang menurut kementerian kesehatan Hamas telah menewaskan lebih dari 5.800 orang.

"Kami tidak bisa keluar. Kami tinggal di sini di sebuah flat dengan dua kamar tidur yang dihuni sekitar 50 orang," ujarnya.

“Situasinya benar-benar buruk. Kami kesulitan mendapatkan makanan, kami kesulitan mendapatkan air, kami kesulitan mendapatkan segalanya,” lanjutnya.

“Kami baru saja berhasil makan setengah sandwich – saya dan anak-anak saya pagi ini,” terangnya.

“Semua flat kami hancur, semuanya hancur. Kami berhasil keluar hanya dengan sedikit uang dan segera lari ke rumah sakit. Kami tidur di rumah sakit sepanjang malam,” ungkapnya.

“Keesokan paginya saudara laki-laki saya datang dan dia membawa kami ke apartemennya di Khan Younis dan sekarang kami tetap di sini tetapi situasinya sulit dan saya berharap sesuatu segera terjadi,” tambahnya.

Jalur Gaza hanya memiliki dua perlintasan perbatasan lainnya, keduanya dengan Israel – Erez. Ini merupakan perlintasan bagi orang-orang di Gaza utara dan Kerem Shalom, satu-satunya persimpangan barang komersial di Gaza selatan. Keduanya tetap tertutup.

Abuaassi mengatakan setiap hari keadaan menjadi “lebih sulit” karena persediaan makanan semakin berkurang.

“Semua orang kelaparan di sini, hari demi hari, hidup semakin sulit dan sulit,” lanjutnya.

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dalam dua, tiga hari ke depan. Tetapi kami lebih baik daripada orang lain. Beberapa orang bahkan tidak punya tempat untuk tidur, atau makanan atau air,” terangnya.

"Setidaknya kami aman. Kami beruntung mendapat sedikit makanan dan air serta tempat tinggal. Situasinya sangat sulit di sini,” ujarnya.

Dia mendesak Kedutaan Besar Inggris untuk membantu.

"Saya berharap Kedutaan Besar Inggris dapat melakukan sesuatu agar kami bisa keluar dari Gaza secepat mungkin,” pungkasnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement