 
                Sebelum konflik terakhir, Abbas telah mengalami penurunan popularitas yang signifikan, sementara dukungan terhadap perundingan damai semakin menurun, yang membuat Abbas kehilangan suporter untuk mengendalikan situasi konflik saat ini.
Hasil jajak pendapat yang diterbitkan pada bulan September oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menunjukkan bahwa 78 persen warga Palestina ingin Abbas mengundurkan diri.
Sebanyak 58 persen mendukung "perjuangan bersenjata" untuk mengakhiri pendudukan Israel, sementara 20 persen mendukung penyelesaian melalui negosiasi, dan 24 persen mendukung "perlawanan damai."
Penentang Abbas menganggap bahwa "Otoritas Palestina semakin berasimilasi, baik karena tidak adanya tindakan atau kerja sama keamanan, dengan kebijakan Israel," menurut Xavier Guignard, seorang ilmuwan politik yang ahli dalam wilayah Palestina.
Hugh Lovatt, seorang analis di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, mengingatkan bahwa jika Otoritas Palestina terus mengabaikan opini publik yang semakin mendukung perlawanan bersenjata, mereka berisiko kehilangan dukungan rakyat.
Dia juga mencatat bahwa tekanan dari AS dan Israel untuk bertindak lebih keras terhadap Hamas dan kelompok bersenjata lain di Tepi Barat bisa memperburuk reputasi Otoritas Palestina di mata publik.
(Susi Susanti)