JAKARTA - Kisah Heroik Luhut Pandjaitan di Timor Timur akan dibahas lengkap dalam artikel Okezone kali ini.
Saat itu, Luhut yang tergabung dalam Korps Baret Merah Kopassus ini masih berpangkat letnan satu (Lettu) bersama timnya terlibat baku tembak dengan Portuguese Paratroopers atau Tropas (Tropas Paraquedistas).
Data intelijen yang diperoleh Indonesia mengenai Tropas tidak pernah akurat, terutama mengenai kemampuan tempur dan motivasi tempur mereka.
Sejumlah perwira bahkan cenderung menganggap mereka seperti pasukan "Hansip", padahal Tropas adalah pasukan elit untuk penyerbuan infanteri dan garis pertahan utama di Timor Portugis.
Diketahui, prajurit Tropas adalah tentara yang dilatih sesuai dengan standar NATO dan sejumlah tentaranya sudah berpengalaman perang di Mozambique dan Angola.
Tropas memiliki kemampuan tempur, kemampuan menggunakan perlindungan dan ruang tembak, kemampuan menggunakan medan, dan kemampuan menyusun pertahanan dengan amat baik. Mereka juga dipersenjatai senapan G3 sesuai standar NATO dan tentunya dilatih dengan standar yang sama.
Letkol Inf Soegito lalu menunjuk Lettu Inf Luhut, karena sebagian besar anggota kompi ini termasuk perwiranya adalah mereka yang gagal terjun di Dili, secara fisik dan mental masih lebih lumayan daripada rekan mereka yang lain. Pilihan jatuh pada Kompi A untuk melakukan penetrasi jika ada ancaman musuh.
“Pasukan dari Dili untuk menguasai Aileu tersusun dari beberapa kesatuan dalam payung besar satgas. Tahap pertama gerakan satgas adalah induk pasukan Brigif 4 dan kelompok komando satgas menggunakan rute Dili-Aileu sebagai poros utama. Sedangkan grup Parako dibagi dua, satu detasemen mengambil kiri jalan, satu lagi bersama kelompok komando grup mengambil sisi kanan jalan,” seperti dikutip buku Kopassus untuk Indonesia jilid II, Senin (30/10/2023).
Berbagai serangan dari segala arah menghambat jalannya pasukan sehingga bergerak lambat. Setelah mendekat Aileu, Kompi A menghambat jalannya pasukan melakukan gerakan di malam hari karena selama siang sampai sore hari tembakan musuh cukup gencar.
Selanjutnya, Dalam kondisi gelap, Danki A memerintahkan anggotanya menguasai medan sebelah kanan jalan yang mengarah ke Alleu.