Presiden Amerika Serikat yang berasal dari Partai Demokrat ini mencalonkan diri untuk dipilih kembali, dan walaupun pemungutan suara tersebut baru akan dilaksanakan pada November tahun depan, banyak pendukung Palestina, Arab dan Muslim Amerika yang telah berjanji untuk tidak mendukungnya atas pendiriannya mengenai perang.
Suehaila Amin – seorang aktivis Arab-Amerika di Michigan, sebuah negara bagian yang merupakan rumah bagi komunitas Arab yang besar – mengatakan kepada Al Jazeera awal pekan ini bahwa kemarahan yang meningkat terhadap presiden kemungkinan akan terasa di kotak suara pada 2024.
“Kita menyaksikan pembantaian yang terjadi di depan mata kita, dan kepemimpinan AS sama sekali tidak memiliki penyesalan atau belas kasihan atau rasa kemanusiaan yang sama atas apa yang terjadi,” kata Amin.
AS memberi Israel lebih dari USD3,8 miliar dana militer setiap tahunnya, tetapi sejak perang dimulai, Biden berjanji untuk memberikan bantuan lebih lanjut kepada Israel, termasuk amunisi dan senjata lainnya. Gedung Putih juga telah meminta bantuan tambahan sebesar USD14 miliar kepada Israel dari Kongres bulan ini.
Selain itu, para kritikus mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah mengasingkan pemilih Arab-Amerika karena tidak menyebutkan – atau bahkan mengabaikan – penderitaan Palestina.