Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rusia Bombardir 118 Pemukiman Ukraina dalam 24 Jam

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 02 November 2023 |12:22 WIB
Rusia Bombardir 118 Pemukiman Ukraina dalam 24 Jam
Foto: Reuters.
A
A
A

KYIV - Rusia membombardir 118 kota dan desa di Ukraina dalam 24 jam, lebih banyak dibandingkan hari lain tahun ini, kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko.

Dia mengatakan 10 dari 27 wilayah di Ukraina telah diserang dan serangan gencar tersebut telah menyebabkan kematian dan cedera.

Banyak komunitas yang terkena dampak berada di dekat garis depan di timur dan selatan.

Rusia selama berminggu-minggu telah mengarahkan sebagian besar senjata militernya di Avdiivka, sebuah kota penting yang strategis di wilayah timur Donetsk.

“(Avdiivka) terhapus, hancur. Ada lebih dari 40 serangan penembakan besar-besaran terhadap komunitas teritorial dalam satu hari terakhir,” kata pemimpin setempat Vitaliy Barabash sebagaimana dilansir BBC.

Dia mengatakan dua warga sipil telah terbunuh dan memperingatkan bahwa Rusia sedang melancarkan serangan gelombang ketiga. Ukraina mengatakan Rusia telah mengerahkan bala bantuan ke daerah tersebut dalam upaya untuk mengepung dan merebut kota tersebut.

Dua puluh serangan di daerah Avdiivka saja berhasil digagalkan pada Selasa, (31/10/2023) kata staf umum angkatan bersenjata Ukraina.

Rusia juga meningkatkan serangan terhadap kota Kupyansk di wilayah timur laut Kharkiv dan berusaha menghentikan pasukan Ukraina merebut kembali wilayah sekitar Bakhmut.

Ada juga serangan yang terjadi jauh dari garis depan, di sebuah blok apartemen, pertokoan dan apotek di selatan kota Nikopol di tepi sungai Dnipro, dan di Kremenchuk, dimana sebuah kilang minyak bekas dibakar oleh drone Rusia.

Kilang tersebut, yang berada di wilayah tengah Poltava, telah beberapa kali menjadi sasaran Rusia dan para pejabat mengatakan kilang tersebut diserang sepanjang Rabu, (1/11/2023) dini hari.

Kilang Kremenchuk adalah yang terbesar di Ukraina sampai serangan Rusia menghentikannya beberapa minggu setelah invasi besar-besaran.

Serangan balasan Ukraina sejauh ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan dalam merebut kembali wilayah yang diduduki pasukan Rusia di selatan dan timur, sehingga memicu kekhawatiran negara-negara Barat akan kelelahan akibat perang tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui kemajuan yang lambat, dan berulang kali mendesak sekutu Kyiv untuk segera menyediakan senjata yang lebih canggih, dan juga tetap bersatu.

Pada Rabu, panglima militer Ukraina Zaluzhny memperingatkan bahwa perang kini bergerak ke tahap “posisional” atau statis.

Dalam kolomnya di The Economist, dia mengatakan hal ini akan menguntungkan Moskow dengan "memungkinkannya membangun kembali kekuatan militernya".

Meskipun mengalami kerugian besar, Rusia masih memiliki “superior dalam persenjataan, peralatan, rudal dan amunisi”, Zaluzhny memperingatkan, dan menyerukan kepada sekutu Ukraina untuk mengirimkan antara lain pesawat tempur dan drone, serta peperangan elektronik modern dan teknologi pemecah ranjau.

Salah satu sekutu terdekat pemimpin Ukraina, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, membahas masalah kelelahan selama panggilan telepon palsu dari dua orang iseng Rusia, yang dikenal luas karena menargetkan lawan-lawan Kremlin.

"Saya melihat ada banyak kelelahan, jika saya harus mengatakan yang sebenarnya, dari semua sisi," katanya kepada pasangan, Vovan dan Lexus. “Kita sudah mendekati momen di mana semua orang memahami bahwa kita memerlukan jalan keluar.”

"Serangan balasan yang dilakukan Ukraina mungkin tidak berjalan sesuai harapan mereka. Memang sedang terjadi, namun tidak mengubah nasib konflik tersebut."

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui paket senilai USD106 miliar untuk Ukraina dan Israel. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan minggu ini: "Saya dapat menjamin bahwa tanpa dukungan kami, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan sukses."

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kepada warga Ukraina dalam pidato semalam pada Selasa bahwa “kita hidup di dunia yang terlalu cepat terbiasa dengan kesuksesan”.

Ia memberikan pujian khusus atas keberhasilan militer dalam mengurangi kendali Rusia atas Laut Hitam: "Semakin banyak perlindungan yang kita miliki di sepanjang garis pantai dan di laut kita, semakin besar perlindungan yang ada di dunia."

Serangan Ukraina baru-baru ini menghantam markas besar armada Laut Hitam Rusia sehingga mendorong sebagian besar kapalnya meninggalkan Krimea yang diduduki.

Kyiv telah mencoba menciptakan koridor ekspor yang aman bagi kapal-kapal sipil untuk membawa gandum di sepanjang pantai Laut Hitam Ukraina, melalui perairan Rumania dan ke pantai Turki.

Meskipun setidaknya 700.000 metrik ton biji-bijian berhasil lolos dari pemboman Rusia dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Ukraina mengatakan pesawat perang telah menjatuhkan “benda peledak” di jalur yang diperkirakan akan dilalui kapal sipil. “Namun, fungsi koridor navigasi terus berlanjut di bawah naungan pasukan pertahanan,” kata komando operasional selatan Ukraina.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Rabu bahwa Ukraina kalah perang meskipun ada pasokan senjata baru dari NATO.

Dia mengatakan bahwa Ukraina mengalami kerugian besar ketika mencoba memasuki wilayah Zaporizhzhia, Kherson dan Donetsk yang dikuasai Rusia dan “demoralisasi personel semakin meningkat”. Dia juga mengklaim unit-unit Rusia sedang bergerak maju.

Shoigu tidak memberikan bukti yang mendukung klaimnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement