Dalam kesaksiannya di kongres pada Senin (30/10/2023), Blinken mengatakan bahwa Israel tidak dapat menjalankan atau mengendalikan Gaza.
“Itu bukan niat mereka, bukan itu yang ingin mereka lakukan, dan itu bukan sesuatu yang akan didukung,” ujarnya.
“Pada titik tertentu, hal yang paling masuk akal adalah Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi memiliki pemerintahan dan pada akhirnya tanggung jawab keamanan di Gaza,” katanya.
“Apakah Anda bisa mencapainya dalam satu langkah adalah pertanyaan besar yang harus kita pertimbangkan. Dan jika Anda tidak bisa, maka ada pengaturan sementara lainnya yang mungkin melibatkan sejumlah negara lain di kawasan ini. Hal ini mungkin melibatkan badan-badan internasional yang akan membantu menyediakan keamanan dan pemerintahan,” lanjutnya.
Dalam percakapannya di Israel, Blinken mengatakan dia mengharapkan adanya fokus khusus pada bagaimana kita dapat mewujudkan dua negara untuk dua bangsa. Namun, tujuan dari solusi dua negara tampaknya masih jauh dari kenyataan mengingat serangan yang sedang berlangsung di Gaza dan meningkatnya kekerasan terhadap pemukim Israel di Tepi Barat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller pada Rabu (1/11/2023) mengatakan bahwa AS telah menjelaskan kepada pemerintah Israel bahwa kami sangat prihatin dengan kekerasan yang dilakukan pemukim di Tepi Barat.
“Kami merasa hal ini sangat mengganggu stabilitas. Kami menganggapnya kontraproduktif terhadap keamanan jangka panjang Israel dan, tentu saja, sangat berbahaya bagi warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat,” katanya dalam penjelasan departemen tersebut.
“Kami telah mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada mereka bahwa hal ini tidak dapat diterima, hal ini harus dihentikan, dan mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab,” tambahnya.
(Susi Susanti)