PANGERAN Diponegoro di usia muda sekitar 20 tahun memulai perjalanan spiritual ke selatan Yogyakarta. Ia melakukan beberapa aktivitas semedi mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sang pangeran juga melakukan ziarah ke beberapa situs penting di selatan Yogyakarta.
Peter Carey dalam bukunya "Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785 : 1855" menyebutkan, tercatat beberapa daerah seperti di antaranya Parangtritis dan Parangkusumo yang pernah diziarahi oleh sang pangeran. Sang pangeran berkunjung sekitar tahun 1805, kala itu beliau membuat perjalanan rutin ke sana selama masa-masa awal pemerintahannya dan punya kebiasaan tinggal di Mancingan selama beberapa hari.
Ketika datang ke Pantai Selatan sebagai pemuda yang masih berumur 20 tahun, Diponegoro mengikuti saja rute yang sudah lama ada. Tujuannya adalah mempersiapkan diri bertemu Ratu Kidul. la menggambarkan bagaimana ia tinggal di Gua Langse sampai dua minggu dan berjuang memurnikan segala keinginannya.
Ketika kondisi fisik dan mentalnya semakin tenang, ia memasuki tahap semedi yang mendalam atau trance. Hal ini merupakan suatu keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Selanjutnya, sang pangeran mendapat kunjungan dari Ratu Kidul, yang kehadirannya didahului oleh suatu aura sinar.
Akan tetapi, Pangeran sudah demikian hanyut dalam semadinya, sehingga Ratu Kidul sadar bahwa saat ini Pangeran tak dapat diganggu, maka Ratu kemudian mundur. Sang ratu penguasa laut selatan ini juga sambil berjanji bahwa pada saat yang tepat nanti la akan datang lagi.