Dr. David Williams, dosen keberlanjutan dan lingkungan hidup di Universitas Leeds di Inggris mengatakan analisis ini memperkuat dampak besar pertanian terhadap keanekaragaman hayati global. Dia tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Pertanian terutama mengancam keanekaragaman hayati melalui perluasan ke habitat alami dan intensifikasi (peningkatan produktivitas). Masalahnya adalah kita tidak bisa secara bersamaan mengurangi ekspansi dan mengurangi intensifikasi, karena melakukan salah satu dari keduanya (apalagi keduanya) akan mengurangi jumlah pangan yang diproduksi,” terangnya melalui email.
“Jadi apa yang harus dilakukan Eropa? Bagaimana kita menjaga keanekaragaman hayati di kawasan ini tanpa sekadar melepaskan biaya keanekaragaman hayati dari produksi pangan kita? Ini adalah pertanyaan berikutnya yang sangat jelas,” katanya.
Williams adalah penulis utama studi pada 2020 yang menemukan bahwa hampir 90% hewan darat akan terkena dampak hilangnya habitat pada tahun 2050 akibat pertumbuhan pertanian.
(Susi Susanti)